Quantcast
Channel: Cerita Esek Esek Terbaru
Viewing all 15 articles
Browse latest View live

Ngentot Dengan Sepupuku Yang Nakal

$
0
0
Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang memasuki halaman dan aku segera menguakkan korden agar lebih jelas siapa yang memasuki halaman itu. Aku kaget dan gembira, ternyata yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya sekitar 19 tahun.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.com/2015/10/cerita-dewasa-ml-dengan-sepupuku.html
“Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak bilang-bilang kalau mau datang?” kataku basa-basi.
“Kalau bilang dulu mau nyediain apa..”

Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.

“Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke kamar ini”, aku jawab bahwa kamar ini khusus untuk orang yang sudah dewasa.
“Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi dong..”
“Ada, mau lihat?”
Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto porno kegemaranku yang kusimpan di dalam lemari pakaianku.
“Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran aja.”

Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto kategori XXX, dan dilihatnya dengan cermat, entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena begitu pandainya ia menyembunyikan perasaannya.

“Gimana, komentar dong.”
“Ada filmnya nggak?”
“Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada”, kataku sambil bergurau.
“Yang asli mana, coba” aku terkejut mendengar pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak bisa menjawabnya.
“Eh, ada tapi itu anu..” aku jadi gugup, sambil kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.
“Tapi apa Mas..”
“Tapi harus ada gantinya, barter gitulah.”
“Tapi kalau yang ini aku nggak punya”, sambil ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada gambar yang ia pegang.
“Yang semacam juga nggak pa-pa”
“Yang bener nih”, sambil tangannya bersiap-siap mau memegang daerah terlarangku yang masih terbungkus celana.
“He-eh bener”, kujawab saja sekenanya, aku kira hanya gertakan saja dia mau memegang kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya benar-benar memegang kemaluanku dari luar celana.

Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain menikmatinya dengan perasaan senang. Secara refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini. Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung, tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku. Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.

Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil kugerayangi punggungnya, lehernya, pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya. Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras memegang selangkanganku. Terus kuciumi bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak pernah terkena matahari itu demikian menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali kupencet putingnya yang membuat nafasnya makin memburu. Begitu aku berusaha mencium buah dadanya, ia mundur sambil menarik tanganku ke arah tempat tidur.

Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah siap menerima tindakanku berikutnya, buah dadanya yang menantang bergelantungan. Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan pakaianku hingga tuntas, sehingga batang kejantananku yang sudah membesar tergantung-gantung mengikuti gerak dan langkahku. Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga pembungkus tubuhnya yang masih tersisa, sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat. Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat, payudaranya sedang, masih kencang, puting susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat begitu indahnya.

Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan diri sehingga mudah baginya untuk mengulum dan menjilati batang kejantananku. Sementara tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari tengahnya menggapai dasar kemaluannya. “Jilat kepalanya”, aku berbisik kepadanya. Dengan sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu, kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga, leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya. Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan, pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku mempunyai ruang yang baik untuk melakukan kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat semakin bengkak dan merah.

Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan bening dari liang kewanitaannya. “Aku sampai Mas, aku sampai Mas…” begitulah ucapan yang kutangkap dengan nafas terengah-engah.

Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya, kemaluanku yang sudah tegang dan membesar di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya, kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang, sambil memelukku dengan keras. Sejenak kudiamkan saja batang kejantananku di dalam. Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat membuatku semakin nikmat. Batang kejantananku masih kudiamkan terendam di situ.

Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi dengan gesekan dan pijitan dari liang senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa kusadari keluar maniku membasahi dan menghangatkan dasar kemaluannya. Kurasakan Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur. Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut kemaluanku yang bersarang dengan damai di liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit kemudian ia sudah tertidur dengan pulas. Kemaluanku yang sudah melemah masih berada di dalam liang kewanitaannya.

Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah malam kami bangun dan bermain lagi sampai puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi. Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan menikah.

Ingin kuat ngentot? Cobalah obat kuat herbal Vig Power Capsule

Selingkuh Dengan Kakak Ipar

$
0
0
Pada cerita esek esek kali ini kami akan menghadirkan cerita perselingkuhan dengan seorang kakak ipar yang seksi. Langsung saja, selamat membaca :)

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.com/2015/10/selingkuh-dengan-kakak-ipar.html
Aku punya seorang kakak ipar, Ery Puspadewi namanya. Usianya sudah 36 tahun, lebih tua 5 tahun dari istriku.

Mbak Ery, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mbak Ery berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.

Rumah Mbak Ery tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Ery biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka. Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mbak Ery dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka.

Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Ery. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Ery, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mbak Ery sedang tidak ada di rumah.

Sampai di rumah Mbak Ery, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.

Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mbak Ery, dan seperti sudah kuduga, Mbak Ery tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak iparku. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Ery. Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Ery. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.

Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Ery bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila.

“Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya.
“Baru mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.

Mbak Ery memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Ery akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.

Setelah minum teh, Mbak Ery masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, he3x…

Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Ery memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.

Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Ery tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.

Penisku semakin mengeras melihat Mbak Ery menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Ery tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan. Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Ery benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.

Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.

Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.

“Farhan… kamu…”, Mbak Ery menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.
“Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.
“Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.

Mbak Ery menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku.

Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.

Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Ery hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya.

Dugaanku betul, Mbak Ery akhirnya dengan malu2x memegang batang penisku.

“Besar banget punya kamu Farhan”, serunya.
“Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.
Mbak Ery tersenyum manja,”Gila kamu!”
“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.

Mbak Ery semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.

“Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.
“Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.
“Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.

Mbak Ery masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas.

Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.

Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Ery yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya.

Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasmu, kakak iparku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa….

“Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.
“Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak iparku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga.
Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.
“Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa2x ya!”, serunya perlahan.
“Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.
“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.
“Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.

Aku memandang tubuh montok kakak iparku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu kunikmati juga.

Dan kisah selanjutnya tentu juga mudah ditebak. Setiap ada kesempatan, kami berdua mengulanginya lagi, tidak hanya di rumahnya, tapi juga di rumahku dan kadang2x untuk selingan kami janjian di luar rumah, main di mobil, pokoknya seruuuu…

Maen Sama Ibu Teman

$
0
0
Namaku ANJAS , Aku Seorang Pemuda Biasa berumu 17 , Gayaku yang Biasa saja Bahkan bisa di bilang URAKAN ini jika dipandang wanita mungkin tidak menarik.Aku mempunyai seorang teman dekat sebut saja Tomo.Dia merupakan teman dekat bahkan bisa dibilang seorang sahabat karib sejak kecil.Aku sering main ke rumah Tomo.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.com/2015/10/maen-sama-ibu-teman.html
Keluarganya yg baik & ramah membuatku betah jika aku berada di rumahnya.Ibu nya TOMO sebut saja Bu Mawar , Ibu 38 Tahun (kira kira) yg sangat baik terhadap anak nya bahkan Diriku ini sangat dimanja ketika aku bermain di rumah Tomo , sedangkan ayahnya adalah Pak Pai berprofesi sebagai buruh pabrik.
Suatu Saat aku Pernah ditawari Tomo untuk tidur di rumah nya , Pas banget waktu itu ada acara Bola dan yg bermain adalah klub sepakbola kesukaanku & Tomo tentunya.Akhirnya akupun setuju saja ketika di suruh untuk tidur di rumah Tomo karena di saat bersamaan ayah tomo ditugaskan keluar kota.Akhirnya tiba lah hari itu , aku sudah bersiap dengan “dandan’an”yang Rapih (maklum ini kan mau tidur di rumah teman , Sopan donk hehe).Namun aku tidak langsung ke rumah tomo , melainkan aku ingin mencari angin segar dan lagipula acara Sepakbola itu mulai dini hari.Pukul 7 malam aku sudah bersiap menanti Tomo untuk sekedar mencari angin & kami pun memutuskan untuk pergi ke angkringan , disitu kami pun ngopi ngopi sambil menikmati Gorengan yg ada.Kami Pun memutuskan untuk langsung Pergi ke rumah TOMO karena ibu nya sudah berulang kali Telfon & sms kalau hari sudah larut malam , memang tak terasa kami nongkrong sudah 4 jam lamanya (pukul 11malam).Sesampai nya di rumah Tomo kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.
Bu Mawar : “kemana saja kamu , jam segini baru pulang , mamah di rumah sendirian sayang , tak ada laki laki di rumah ini , jadi maaf saja kalau mamah Was Was”
Tomo : “Maaf mah , aku habis nongkrong bareng Anjas di angkringan”
Bu Mawar : “oh”
Aku : “maaf bu , ini semua aku yg mengatur (dengan kepala tertunduk hehe)”
Bu Mawar : “Gpp sayang (sejak kecil memang dia memanggilku dengan kata sayang) , lain kali kalau mau pergi lama bilang ibu dulu ya”
Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.
Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan Kaos Ketat berwarna Putih & Celana Pendek (kira kira sepaha gan).Sengaja kucuri curi perhatian ke arah Payudara Bu mawar yg pada saat itu mengenakan BH berwarna hitam.”Wah kenapa dengan ku , kok rasanya ada yg beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.
Akhir nya kami masuk rumah , sembari kami menunggu acara bola , Tomo pun memutuskan untuk tidur dulu & minta di bangunkan oleh aku.Tiba Tiba saja aku mendadak ingin Kencing , lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar Mandi , Saat itu keadaan rumah Gelap , karna sudah biasanya orang rumah ini tidur dengan keadaan gelap.Aku pun hanya menggunakan Senter dari HP.Aku pun tiba di depan WC , namun keadaan WC terkunci.Akhir nya aku pun mengetuk pintu WC itu dan Sedikit bertanya apakah ada Orang , dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil.Aku pun terpaksa menunggu , namun aku sudah sangat tidak tahan , kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.
Aku : “bu bisa cepetan diki ga , anjas udh g tahan nih”
Bu Mawar : “oh iya iya”
dan akhirnya bu Mawar keluar dari WC.Aku pun lega.Setelah kencing , niatku hanya langsung menuju Kamar TOMO , namun tanpa Kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu WC.
Aku: “lho , ibu kok blm masuk”
Bu Mawar : “nunggu kamu , aku takut”
Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke WC (terheran heran).
Bu Mawar : “gpp kok , ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Njas (dengan sedikit senyuman”.
Ohhh tidak , Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yg lumayan besar yg tertutupi BH hitamnya.Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah Ngaceng berat.
Bu Mawar : “ayo masuk”
Aku : “i..iii ya , dengan perlahan lahan aku berjalan”
Bu Mawar : “kamu kenapa Njas (tanya bu Mawar)”
Aku : “ehh Anu bu , Gpp kok”
Bu Mawar pun cuek saja.
Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Tomo berada di depan , sedangkan kamar Orang tuanya berada di Tengah).
Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”
Aku pun sangat terkejut.
Aku : “hah , apaan bu ga denger aku nya (pura pura bego”
Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur , ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”
Aku : “ehhmm tapi Bu .. TOMO gimana nan..”
Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).
Aku sedikit gemetaran , apakah maksud bu mawar ini , dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya (tdk enak gan).
Malam itu terasa sangat Panas , akhir nya aku meminta izin untuk membuka jendela ventilasi rumah
Aku : “Bu ini Ventilasi nya di buka sedikit ya , Gerah banget”
Bu Mawar : “oh ya sudah buka saja , senyaman mungkin lah kamu di rumah ini Njas , mumpung suami ku tidak berada di rumah”
Aku :”hehehe iya bu (sedikit senyuman)”.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam , dan sampai saat itu pun aku blum bisa tidur , dan aku jg memikirkan tomo yg ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sdh mulai.
Kamar bu Mawar ini lumayan Besar , Rapih dan Bagus.Bu Mawar tidak menyarankan aku untuk menyalakan AC & Kipas angin (aku pun hany mengikuti saja).
Bu Mawar : “belum tidur kamu Njas”
Aku : “blum bu panas banget ni padahal ventilasi udh di buka , aku kira ibu sudah tidur daritadi”
Bu Mawar : “klo memang masih panas , di buka aja Baju nya , ibu ndak bisa tidur , insomnia mungkin”
Aku : “emang gpp bu kalo baju Anjas ni di buka? , oh insomnia to (dengan lugu nya gan “D)”
Bu Mawar :”gpp sayang , buka aja , buat senyaman mungkin saja , iya ibu sering insomnia ga tau kenapa , mungkin saat ini gara gara ada kamu”.
Memang sebelum nya aku blm pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.
Aku :”oke deh.eh sekalian celana boleh ga Bu , kan gerah pake Levis”. Aku pun pura pura tidak perkataan yang tadi Bu Mawar. katakan.
Bu Mawar : “ehmm .. it’s oke”
lalu kubuka kaos & celana ku , kni aku hanya di balut dengan celana dalam.
Tiba tiba timbul pikiran kotor ku.
Aku : “Bu apa ibu ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.
Bu Mawar pun kaget.
Bu Mawar : “sebener nya sih Gerah njas , tapi apa engga apa apa klo ibu buka”
Aku : “lho gpp lah bu , emg kenapa , kan ibu yg punya rumah , jadi terserah ibu donk”.
Bu Mawar : “sekalian celana ya (sedikit kedipan mata)”
Dibukalah baju & celana bu Mawar.WOOOOOOOOOW dalam hati ku , tubuh nya indah banget , payudaranya jg montok , bokong nya pun kencang , maklum mereka hanya punya 1 anak yaitu cuma TOMO.
Bu Mawar : “gimana , gpp kan ? suka ga klo ibu kaya gini”
Aku : “suka bu , cantik banget klo penampilan ibu kaya gini”
Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.
Aku : “bu , kita jangan 1 ranjang ya tidur nya”
Bu Mawar : “engga , pokok nya 1 ranjang (dengan nada kesal mendengar perkataanku)”.
Aku : “ya udh deh klo itu mau nya ibu”
Bu Mawar hanya tersenyum.Kemudian kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang gan).Jantung ku merasa berdebar debar , darahku serasa naik , Hangat sekali rasanya”.Karna sudah memuncak , Penisku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di payudara Bu Mawar.Karena sudah tidak tahan , ku coba untuk mengocok Penisku ini , namun secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dair tidurnya.Sambil ku kocok , ku lirik payudara bu Mawar yg lumayan Besar.Shiit Dammmn tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur..
Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Njas (sambil tersenyum”.
Aku : “ehmm ,,aa ann,,anuu Buu”Tegang banget disini.
Bu Mawar :”Ibu tau kok yg Kamu Lakuin , Kamu Terangsang yah gara gara ibu memakai pakaian seperti ini”.
Aku : “engg..ehh iyya bu sedikit”.
Bu Mawar :”Ibu sengaja pancing kamu untuk menemani ibu tidur , Ibu sudah jarang di sentuh oleh Suami ibu”
Aku :”ooo.h..oohh”
Bu Mawar :”Jadi , Mau kah Kamu Njas”tanya bu Mawar padaku.
Aku :”ehh ,, Mmm MakSuud ibu ap..appa”pura pura bego.
Bu Mawar :”udah lah jgn berlagak gitu ahh , ibu jg tau kok klo kamu…”
Aku : “iii ..iiyaa Bbbu”.
Tanpa Basa Basi , Bu Mawar langsung membuka Selimut yg menutupi kami ber 2.Disini aku pun terus terang karena aku belum pernah melakukan hal seperti ini.
Aku :”Bu , aa..n.u , sblumnya anjas blm pernah ngelakuin kaya gini”.
Bu Mawar :”ohh bagus donk , Pasti bisa banyak nih muncrat nya”
Aku :”iii.y.a bu”
Langsung saja bu Mawar membuka celana dalam ku , dan dia pun terkejut karna ukuran Penis ku yg lumayan besar , katanya sih punya suami bu mawar ini kalah jauh.
Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang , punya suami ibu kalah jauh”
Aku :”eemang iya bu? (sedikit senyuman)”
Bu Mawar : “iya donk ..”
First , Bu Mawar langsung melumat bibir ku ,.
Bu Mawar :”ayo mainin bibir mu njas”.
Aku :”emmh iya bu”
setelah 10 menit kami Berciuman , Tangan bu indah pun langsung menuju ke penisku.
Bu Mawar :”aduuh ibu jadi geregetan , penismu bagus sekali sayang”
Aku :”hehe”
Bu Mawar :”ini di BJ aja dlu ya , klo baru pertana kali , biasanya ga lama”
Akukarna blm tau BJ , aku pun hanya mengangguk)
Wow pintar sekali bu Mawar memainkan Penis ku , tak lama kemudian …..
Aku :”Bu ..aaakkk…uuu”
semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku,Dannn Ahhhh , Akhir Spermaku berceceran di muka Bu Mawar.
Aku :”makasih buu , cukup kah segini saja?”
Dia blm menjawab pertanyaanku , karna sedang sibuk membersihkan sperma yg ada di penis & menjilati seluruh Spermaku yg berada di Payudara nya.
Bu Mawar :”eiits tunggu dlu donk sayang , ini mah belum apa apa”
Aku : “maksud nya?”
Lalu bu Mawar membuka BH & CD nya . Dan WOW aku terkagum kagum.Tak lama kemudian Bu Mawar Duduk & bersandar.Lalu dia menarik Kepala ku , tepat di hadapanku Vagina yang sangat bagus milik bu Mawar , Rapih gan tercuku dan masih lumayan karna jarang di sentuh suami nya.
Bu Mawar :”Jilat Vagina Ibu Njas”
Aku :”iya bu”
Kemudian aku pun Menjilati Vagina Bu Mawar TERSAYANG (hehe).
Bu Mawar :”Ahhh ,, Uhhh ,, “sambil menjambak rambutku.
tak berapa lama , Bu Mawar menyuruh ku untuk berhenti , (shiit padahal lagi enak enaknya , tapi apa boleh buat).
Bu Mawar :”masukin ya”
Aku :”iya bu”
karna baru pertama kali melakukan nya , aku pun masih kesusahan (hehe).Bu Mawar pun tersenyum melihat ku kesusahan memasukan Penisku ke dalam Lubang Vagina nya.
Bu Mawar :”Yeee .. Susah ya?”
Aku :”iiya nih bu ,,, maap ya karna baru pertama kali”sambil tersenyum.
Bu Mawar pun memegang penis ku , dan mengarahkan nya ke Vagina milik nya.Sleeep Akhir nya masuk juga [] .
Bu Mawar :”Tekan , lalu gerakin ya Njas”.
Aku :”iya bu , tapi sambil di ajarin ya”
dan Bu Mawar pun Hanya mengangguk.Aku tekan tekan Penis ku dan Memain kan nya.
Aku:”Begini bkn bu?”
Bu Mawar :”iya sayang , nanti klo mau keluar di percepat dikit ya gerakan nya”
Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Anjaas ahhhh Uhhh Ummh ucap bu Mawar..
Aku:”ahh buuu ,, emmhh”
Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.
Bu Mawar :”Lho kenapa ?”
Aku :”Ganti Posisi ya”
Bu Mawar :”Y udh … Anal aja ya”
aKU :”apa itu bu”
Bu Mawar :”Kamu tusukkan Penismu ke Anus Ibu”
Aku:”Ohh .. iya bu”
Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya , Disini aku sudah sedikit lihai karna tadi sudah di ajarkan oleh bu Mawar.Sleeep Masuk jg.
Aku Mainkan Penisku ,
Aku:”ahhh buu ,, ummh nikmatt bu ahhh oouuhh”
Bu Mawar:”ahhh .. terus sayang ahh woow .. buat ibu puas malam ini”
Aku:”Buuu klo di keluarkan di dalam bagaimana?”
Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”
Sekitar 5 menit …..
Aku:”Buu Akkkuuuu KelllluuArrr”
Bu Maya :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh sayaangg emmmmhhh ahhhh”
Crooot Croot ,, spermaku pun keluar di dalam.
Bu Mawar:”jgn di lepas , biarkan saja , tunggu mengecil sendiri”
Aku :”Ahhhh ,, Capek & Lemes nih Bu”
Setelah Penisku mengecil sendiri , akhir nya kucabut.Lalu Kami ber 2 berbaring bersama.
Bu Mawar :”Makasih banget Njas ,, malam ini ibu Puas”(kemudian mengecup bibirku).
Aku:”Sama Sama Bu ,, baru pertama kali Anjas ngelakuin kaya gini ,, Makasih banget”
Bu Mawar :”Iya sayangg”(dengan senyuman manja ny)
Lalu Aku pun memakai Kaos & Celana ku kembali , tapi Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan.Waktu sudah menunjukan Pukul 02.00.
Aku:”Aku ke kamar TOMO dlu yah Bu , takut dia marah”
Bu Mawar :”iya sayang , jgn bilang bilang ya (senyum gembira nya ) , sini mendekat sebentar.
Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit , aku pun bergegas ke kamar Tomo & melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar , dan dia pun hanya tersenyum.

Crot by: Vig Power Capsule

Main Dengan Pembantuku Yang Janda

$
0
0
Sebuah kisah seks atau cerita dewasa seorang majikan bersetubuh atau ngentot dengan pembantu rumah tangganya. Umurku baru 28 tahun ketika diangkat jadi manager area sebuah perusahaan consumer goods. Aku ditempatkan di Semarang dan diberi fasilitas rumah kontrakan tipe 45.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.com/2015/10/main-dengan-pembantuku-yang-janda.html
Setelah 2-3 minggu tinggal sendirian di rumah itu lama-lama aku merasa capai juga karena harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti nyapu, ngepel, cuci pakaian, cuci perabot, bersih-bersih rumah tiap hari. Akhirnya kuputuskan cari pembantu rumah tangga yang kugaji sendiri daripada aku sakit. Lewat sebuah biro tenaga kerja, sore itu datanglah seorang wanita sekitar 35 tahunan, Sumiyati namanya, berasal dari Wonogiri dan sudah punya dua anak yang tinggal bersama ortunya di desa.

“Anaknya ditinggal dengan neneknya tidak apa-apa, Mbak?” tanyaku.

“Tidak, pak. Mereka kan sudah besar-besar, sudah SMP dan SD kelas 6,” jawabnya.

“Lalu suami Mbak Sum dimana?”

“Sudah meninggal tiga tahun lalu karena tbc, pak.”

“Ooo.. pernah kerja di mana saja, Mbak?”

“Ikut rumah tangga, tapi berhenti karena saya tidak kuat harus kerja terus dari pagi sampai malam, maklum keluarga itu anaknya banyak dan masih kecil-kecil.. Kalau di sini kan katanya hanya bapak sendiri yang tinggal, jadi pekerjaannya tidak berat sekali.”

Dengan janji akan kucoba dulu selama sebulan, jadilah Mbak Sum mulai kerja hari itu juga dan tinggal bersamaku. Dia kuberi satu kamar, karena memang rumahku hanya punya dua kamar. Tugas rutinnya, kalau pagi sebelum aku ke kantor membersihkan kamarku dan menyiapkan sarapanku. Setelah aku ke kantor barulah ruangan lain, nyuci, belanja, masak dst. Dia kubuatkan kunci duplikat untuk keluar masuk rumah dan pagar depan. Setelah seminggu tinggal bersama, kami bertambah akrab. Kalau di rumah dan tidak ada tamu dia kusuruh memanggilku “Mas” bukan “bapak” karena usianya tua dia. Beruntung dia jujur dan pintar masak sehingga setiap pagi dan malam hari aku dapat makan di rumah, tidak seperti dulu selalu jajan ke luar. Waktu makan malam Mbak Sum biasanya juga kuajak makan semeja denganku. Biasanya, selesai cuci piring dia nonton TV. Duduk di permadani yang kugelar di depan pesawat. Kalau tidak ada kerjaan yang harus dilembur aku pun ikut nonton TV. Aku suka nonton TV sambil tiduran di permadani, sampai-sampai ketiduran dan seringkali dibangunkan Mbak Sum supaya pindah ke kamar.

Suhu udara Semarang yang tinggi sering membuat libidoku jadi cepat tinggi juga. Lebih lagi hanya tinggal berdua dengan Mbak Sum dan setiap hari menatap liku-liku tubuh semoknya, terutama kalau dia pakai daster di atas paha. (Kalau digambarkan bodynya sih mirip-mirip Yenny Farida waktu jadi artis dulu). Maka lalu kupikir-pikir rencana terbaik untuk bisa mendekap tubuhnya. Bisa saja sih aku tembak langsung memperkosanya toh dia nggak bakal melawan majikan, tapi aku bukan orang jenis itu. Menikmatinya perlahan-lahan tentu lebih memberi kepuasan daripada langsung tembak dan cuma dapat nikmat sesaat.

“Mbak Sum bisa mijit nggak?” tanyaku ketika suatu malam kami nonton TV bareng.

Dia duduk dan aku tiduran di permadani.

“Kalau asal-asalan sih bisa, Mas,” jawabnya lugu.

“Nggak apa-apa, Mbak. Ini lho, punggungku kaku banget.. Seharian duduk terus sampai nggak sempat makan siang. “Tolong dipijat ya, Mbak..” sambil aku tengkurap.

Mbak Sum pun bersimpuh di sebelahku. Tangannya mulai memijat punggungku tapi matanya tetap mengikuti sinetron di TV. Uuhh.. nikmatnya disentuh wanita ini. Mata kupejamkan, menikmati. Saat itu aku sengaja tidak pakai CD (celana dalam) dan hanya pakai celana olahraga longgar.

“Mijatnya sampai kaki ya, Mbak,” pintaku ketika layar TV menayangkan iklan.

“Ya, Mas,” lalu pijatan Mbak Sum mulai menuruni pinggangku, terus ke pantat.

“Tekan lebih keras, Mbak,” pintaku lagi dan Mbak Sum pun menekan pantatku lebih keras.

Penisku jadi tergencet ke permadani, nikmat, greng dan semakin.. berkembang. Aku tak tahu apakah Mbak Sum merasakan kalau aku tak pakai CD atau tidak. Tangannya terus meluncur ke pahaku, betis hingga telapak kaki. Cukup lama juga, hampir 30 menit.

“Sudah capai belum, Mbak?”

“Belum, Mas.”

“Kalau capai, sini gantian, Mbak kupijitin,” usulku sambil bangkit duduk.

“Nggak usah, Mas.”

“Nggak apa-apa, Mbak. Sekarang gantian Mbak Sum tengkurap,” setengah paksa dan merajuk seperti anak-anak kutarik tangannya dan mendorong badannya supaya telungkup.

“Ah, Mas ini, saya jadi malu..”

“Malu sama siapa, Mbak? Kan nggak ada orang lain?”

Agak canggung dia telungkup dan langsung kutekan dan kupijit punggungnya supaya lebih tiarap lagi. Kuremas-remas dan kupijit-pijit punggung dan pinggangnya.

“Kurang keras nggak, Mbak?”

“Cukup, Mas..” Sementara matanya sekarang sudah tidak lagi terlalu konsentrasi ke layar kaca. Kadang merem melek. Tanganku mencapai pantatnya yang tertutup daster. Kuremas, kutekan, kadang tanganku kusisipkan di antara pahanya hingga dasternya mencetak pantat gempal itu. Kusengaja berlama-lama mengolah pantatnya, toh dia diam saja.

“Pantat Mbak empuk lo..” godaku sambil sedikit kucubit.

“Ah, Mas ini bisa saja.. Mbak jadi malu ah, masak pembantu dipijitin juragannya.. Sudah ah, Mas..” pintanya.

Sambil berusaha berdiri.

“Sabar, Mbak, belum sampai ke bawah,” kataku sambil mendorongnya balik ke permadani.

“Aku masih kuat kok.”

Tanganku bergerak ke arah pahanya. Meremas-remas mulai di atas lutut yang tidak tertutup daster, lalu makin naik dan naik merambat ke balik dasternya. Mbak Sum mula-mula diam namun ketika tanganku makin tinggi memasuki dasternya ia jadi gelisah.

“Sudah, Mas..”

“Tenang saja, Mbak.. Biar capainya hilang,” sahutku sambil menempelkan bagian depan celanaku yang menonjol ke samping pahanya yang kanan sementara tanganku memijat sisi kiri pahanya. Sengaja kutekankan “tonjolan”ku. Dan seolah tanpa sengaja kadang-kadang kulingkarkan jari tangan ke salah satu pahanya lalu kudorong ke atas hingga menyentuh bawah vaginanya. Tentu saja gerakanku masih di luar dasternya supaya ia tidak menolak. Ingin kulihat reaksinya. Dan yang terdengar hanya eh.. eh.. eh.. tiap kali tanganku mendorong ke atas.

“Sekarang balik, Mbak, biar depannya kupijat sekalian..”

“Cukup, Mas, nanti capai..”

“Nggak apa-apa, Mbak, nanti gantian Mbak Sum mijit aku lagi..”

Kudorong balik tubuhnya sampai telentang. Daster di bagian pahanya agak terangkat naik. Mula-mula betisnya kupijat lagi lalu tanganku merayap ke arah pahanya. Naik dan terus naik dan dasternya kusibak sedikit sedikit sampai kelihatan CD-nya.

“Mbak Sum pakai celana item ya?” gurauku sampai dia malu-malu.

“Saya jadi malu, Mas, kelihatan celananya..” sambil tangannya berusaha menurunkan dasternya lagi.

“Alaa.. yang penting kan nggak kelihatan isinya to, Mbak..” godaku lagi sambil menahan tangannya dan mengelus gundukan CD-nya dan membuat Mbak Sum menggelinjang.

Tangannya berusaha menepis tanganku. Melihat reaksinya yang tidak terlalu menolak, aku tambah berani. Dasternya makin kusingkap sehingga kedua pahanya yang besar mengkal terpampang di depanku. Namun aku tidak terburu nafsu. Kusibakkan kedua belah paha itu ke kiri-kanan lalu aku duduk di sela-selanya. Kupijat-pijat pangkal paha sekitar selangkangannya sambil sesekali jariku nakal menelusupi CD-nya.

“Egh.. egh.. sudah Mas, nanti keterusan..” tolaknya lemah.

Tangannya berusaha menahan tanganku, tapi tubuhnya tak menunjukkan reaksi menolak malah tergial-gial setiap kali menanggapi pijitanku.

“Keterusan gimana, Mbak?” tanyaku pura-pura bodoh sambil memajukan posisi dudukku sehingga penisku hampir menyentuh CD-nya. Dia diam saja sambil tetap memegangi tanganku supaya tidak keterusan.

“Ya deh, sekarang perutnya ya, Mbak..”

Tanganku meluncur ke arah perutnya sambil membungkuk di antara pahanya. Sambil memijat dan mengelus-elus perutnya, otomatis zakarku (yang masih terbungkus celana) menekan CD-nya. Merasa ada tekanan di CD-nya Mbak Sum segera bangun.

“Jangan Mas.. nanti keterusan.. Tidak baik..” lalu memegang tanganku dan setengah menariknya.

Kontan tubuhku malah tertarik maju dan menimpanya. Posisi zakarku tetap menekan selangkangannya sedang wajah kami berhadap-hadapan sampai hembusan nafasnya terasa.

“Jangan, Mas.. jangan..” pintanya lemah.

“Cuma begini saja, nggak apa-apa kan Mbak?” ujarku sambil mengecup pipinya.

“Aku janji, Mbak, kita hanya akan begini saja dan tidak sampai copot celana,” sambil kupandang matanya dan pelan kugeser bibirku menuju ke bibirnya.

Dia melengos tapi ketika kepalanya kupegangi dengan dua tangan jadi terdiam. Begitu pula ketika lidahku menelusuri relung-relung mulutnya dan bibir kami berciuman. Sesaat kemudian dia pun mulai merespons dengan hisapan-hisapannya pada lidah dan bibirku.

Targetku hari itu memang belum akan menyetubuhi Mbak Sum sampai telanjang. Karena itulah kami selanjutnya hanya berciuman dan berpelukan erat-erat, kutekan-tekankan pantatku. Bergulingan liar di atas permadani. Kuremas-remas payudaranya yang montok mengkal di balik daster. Entah berapa jam kami begituan terus sampai akhirnya kantuk menyerang dan kami tertidur di permadani sampai pagi. Dan ketika bangun Mbak Sum jadi tersipu-sipu.

“Maaf ya, Mas,” bisiknya sambil memberesi diri.

Tapi tangannya kutarik sampai ia jatuh ke pelukanku lagi.

“Nggak apa-apa, Mbak. Aku suka kok tidur sambil pelukan kayak tadi. Tiap malam juga boleh kok..” candaku.

Mbak Sum melengos ketika melihat tonjolan besar di celanaku.

Sejak saat itu hubunganku dengan Mbak Sum semakin hangat saja. Aku bebas memeluk dan menciumnya kapan saja. Bagai istri sendiri. Dan terutama waktu tidur, kami jadi lebih suka tidur berdua. Entah di kamarku, di kamarnya atau di atas permadani. Sengaja selama ini aku menahan diri untuk tidak memaksanya telanjang total dan berhubungan kelamin. Dengan berlama-lama menahan diri ini lebih indah dan nikmat rasanya, sama seperti kalau kita menyimpan makanan terenak untuk disantap paling akhir.

Hingga suatu malam di ranjangku yang besar kami saling berpelukan. Aku bertelanjang dada dan Mbak Sum pakai daster. Masih sekitar jam 9 waktu itu dan kami terus asyik berciuman, berpagutan, berpelukan erat-erat saling raba, pijat, remas. Kuselusupkan tanganku di bawah dasternya lalu menariknya ke atas. Terus ke atas hingga pahanya menganga, perutnya terbuka dan akhirnya beha putihnya nampak menantang. Tanpa bicara dasternya terus kulepas lewat kepalanya.

“Jangan, Mas..” Mbak Sum menolak.

“Nggak apa-apa, Mbak, cuma dasternya kan..” rayuku.

Dia jadi melepaskan tanganku. Juga diam saja ketika aku terang-terangan membuka celana luarku hingga kami sekarang tinggal berpakaian dalam. Kembali tubuh gempal janda montok itu kugeluti, kuhisap-hisap puncak branya yang nampak kekecilan menampung teteknya. Mbak Sum mendesis-desis sambil meremasi rambut kepalaku dan menggapitkan pahanya kuat-kuat ke pahaku.

“Mbak Sum pingin kita telanjang?” tanyaku.

“Jangan, Mas. Pingin sih pingin.. tapi.. gimana ya..”

“Sudah berapa lama Mbak Sum tidak ngeseks?”

“Ya sejak suami Mbak meninggal.. kira-kira tiga tahun..”

“Pasti Mbak jadi sering masturbasi ya?”

“Kadang-kadang kalau sudah nggak tahan, Mas..”

“Kalau main dengan pria lain?”

“Belum pernah, Mas..”

“Masak sih, Mbak? masak nggak ada yang mau?”

“Bukan begitu, tapi aku yang nggak mau, Mas..”

“Kalau sama aku kok mau sih, Mbak?” godaku lagi.

“Ah, kan Mas yang mulai.. dan lagi, kita kan nggak sampai anu..”

“Anu apa, Mbak?”

“Ya itu.. telanjang gitu..”

“Sekarang kita telanjang ya, Mbak..”

“Eee.. kalau hamil gimana, Mas?”

“Aku pakai kondom deh..”

“Ng.. tapi itu kan dosa, Mas?”

“Kalau yang sekarang ini dosa nggak, Mbak?” tanyaku mentesnya.

“Eee.. sedikit, Mas,” jawabnya bingung.

Aku tersenyum mendengar jawaban mengambang itu dan kembali memeluk erat-erat tubuh sekalnya yang menggemaskan. Kuremas dan kucium-cium pembungkus teteknya. Ia memeluk punggungku lebih erat. Kuraba-raba belakang punggungnya mencari lalu melepas kaitan branya.

“Ja..jangan, Mas..” Bisiknya tanpa reaksi menolak dan kulanjutkan gerakanku.

Mbak Sum hanya melenguh kecil ketika branya kutarik dan kulemparkan entah kemana. Dua buah semangka segar itu langsung kukemut-kemut putingnya. Kuhisap, kumasukkan mulut sebesar-besarnya, kugelegak, sambil kulepas CD-ku. Mbak Sum terus mendesis-desis dan bergetar-getar tubuhnya. Kami bergumul berguling-guling. Kutekan-tekan selangkangannya dengan zakarku.

“Gimana, Mbak.. sudah siap kuperawani?” tanganku menjangkau CD-nya dan hendak melepasnya.

“Jangan, Mas. Kalau hamil gimana?”

“Ya ditunggu saja sampai lahir to, Mbak..” gurauku sambil berusaha menarik lepas CD-nya.

Mbak Sum berusaha memegangi CD-nya tapi seranganku di bagian atas tubuhnya membuatnya geli dan tangannya jadi lengah. Cd-nya pun merosot melewati pantatnya.

“Kalau hamil, siapa yang ngurus bayinya?”

“Ya, Mbak lah, kan itu anakmu.. tugasku kan cuma bikin anak, bukan ngurusi anak..” godaku terus.

“Dasar, mau enaknya sendiri..” Mbak Sum memukulku pelan, tangannya berusaha menjangkau CD dari bawah pahanya tapi kalah cepat dengan gerakanku melepas CD itu dari kakinya. Buru-buru kukangkangkan pahanya lalu kubenamkan lidahku ke situ. Slep.. slep.. slep.. Mbak Sum melenguh dan menggeliat lagi sambil meremasi kepalaku. Nampak dia berada dalam kenikmatan. Beberapa menit kemudian, aku memutar posisi tubuhku sampai batang zakarku tepat di mulutnya sementara lidahku tetap beroperasi di vulvanya. Dengan agak canggung-canggung dia mulai menjilati, mengulum dan menghisapnya. Vulvanya mulai basah, zakarku menegang panjang. Eksplorasi dengan lidah kuteruskan sementara tanganku memijit-mijit sekitar selangkangan hingga anusnya.

“Agh.. agh.. Maas.. ak.. aku..”

Mbak Sum tak mampu bersuara lagi, hanya pantatnya terasa kejang berkejat-kejat dan mengalirlah cairan maninya mengaliri mulutku. Kugelegak sampai habis cairan bening itu.

“Isap anuku lebih keras, Mbak!” perintahku ketika kurasakan maniku juga sudah di ujung zakar.

Dan benar saja, begitu diisap lebih keras sebentar kemudian spermaku menyembur masuk ke kerongkongan Mbak Sum yang buru-buru melepasnya sampai mulutnya tersedak berlepotan sperma. Kami pun terjelepak kelelahan. Kuputar tubuhku lagi dan malam itu kami tidur telanjang berpelukan untuk pertama kalinya. Tapi zakarku tetap tidak memerawani vaginanya. Aku masih ingin menyimpan “makanan terenak” itu berlama-lama.

Selanjutnya kegiatan oral seks jadi kegemaran kami setiap hari. Entah pagi, siang maupun malam bila salah satu dari kami (biasanya aku yang berinisiatif) ingin bersetubuh ya langsung saja tancap. Entah itu di kamar, sambil mandi bersama atau bergulingan di permadani. Tiap hari kami mandi keramas dan entah berapa banyak bercak mani di permadani. Selama itu aku masih bertahan dan paling banter hanya memasukkan kepala zakarku ke vaginanya lalu kutarik lagi. Batangnya tidak sampai masuk meski kadang Mbak Sum sudah ingin sekali dan menekan-nekan pantatku. “Kok nggak jadi masuk, Mas?” tanyanya suatu hari.

“Apa Mbak siap hamil?” balikku.

“Kan aku bisa minum pil kabe to Mas..”

“Bener nih Mbak rela?” jawabku menggodanya sambil memasukkan lagi kepala zakarku ke memeknya yang sudah basah kuyup.

“Heeh, Mas,” dia mengangguk.

“Mbak nggak merasa bersalah sama suami?”

“Kan sudah meninggal, Mas.”

“Sama anak-anak?”

Ia terdiam sesaat, lalu jawabnya lirih, “A.a.. aku kan juga masih butuh seks, Mas..”

“Mana yang Mbak butuhkan, seks atau suami?” tanyaku terus ingin tahu isi hatinya.

Kuangkat lagi kepala zakarku dari mulut memeknya lalu kusisipkan saja di sela-sela pahanya.

“Pinginnya sih suami, Mas.. tapi kalo Mas jadi suamiku kan nggak mungkin to.. Aku ini kan cuma orang desa dan pembantu..” jawabnya jujur.

“Jadi, kalau sama aku cuma butuh seksnya aja ya Mbak? Mbak cuma butuh nikmatnya kan? Mbak Sum pingin bisa orgasme tiap hari kan?”

Mbak Sum tersipu. Tidak menjawab malah memegang kepalaku dan menyosor bibirku dengan bibirnya. Kami kembali berpagutan dan bergulingan. Zakar besar tegangku terjepit di sela pahanya lalu cepat-cepat aku berbalik tubuh dan memasukkan ke mulutnya. Otomatis Mbak Sum menghisap kuat-kuat zakarku sama seperti aku yang segera mengobok-obok vaginanya dengan tiga jari dan lidahku. Sejenak kemudian kembali kami orgasme dan ejakulasi hampir bersamaan. Yah, bisakah pembaca bersetubuh seperti kami? Saling memuasi tanpa memasukkan zakar ke vagina.

Hubungan nikmat ini terus berlangsung hingga suatu sore sepulangku kerja Mbak Sum memberiku sekaplet pil kabe dan sekotak kondom kepadaku.

“Sekarang terserah Mas, mau pakai yang mana? Mbak sudah siap..” tantangnya.

Aku jadi membayangkan penisku memompa vaginanya yang menggunduk itu.

“Mbak benar-benar ikhlas?” tanyaku.

“Lha memang selama ini apa Mas? Saya kan sudah pasrah diapakan saja sama Mas.”

“Mbak tidak kuatir meskipun aku nggak bakalan jadi suami Mbak?” lanjutku sambil berjaga-jaga untuk menghindari resiko bila terjadi sesuatu di belakang hari.

“Saya sudah ikhlas lega lila, mau dikawini saja tiap hari atau dinikahi sekalian terserah Mas saja. Saya benar-benar tidak ada pamrih apa-apa di belakang nanti.. Saya hanya ingin kita berhubungan seks dengan maksimal.. tidak setengah-setengah seperti sekarang ini..”

Haah, ternyata Mbak Sum pun jadi berkobar nafsu syahwatnya setelah berhubungan seks denganku secara khusus selama ini. Ternyata wanita ini memendam hasrat seksual yang besar juga. Sampai rela mengorbankan harga dirinya. Aku jadi tak tega, tapi sekaligus senang karena tidak bakal menanggung resiko apapun dalam berhubungan seks dengan dia. Aku selama ini kan memang hanya mengejar nafsu dan nampaknya Mbak Sum pun terbawa iramaku itu. Ya, seks hanya untuk kesenangan nafsu dan tubuh. Tanpa rasa cinta. Tidak perlu ada ketakutan terhadap resiko harus menikahi, punya anak dsb. Kapan lagi aku dapat prt sekaligus pemuas nafsu dengan tarif semurah ini (gajinya sebulan 150 ribu rupiah kadang kutambah 50 atau 100 ribu kalau ada rejeki lebih). Bandingkan biayanya bila aku harus cari wanita penghibur setiap hari. Dan kayaknya yang seperti inilah yang disukai para pria pengobral zakar dan mungkin sebagian besar pembaca 17Tahun inipun termasuk di dalamnya. Mau nikmatnya, nggak mau pahitnya. Begitu, kan? Ngaku ajalah, nggak usah cengar-cengir kayak monyet gitu. Soal seks kita sama dan sebangun kok. He he he..

“Sekarang aku mau mandi dulu, Mbak. Urusan itu pikirin nanti saja,” jawabku sambil melepas pakaian dan jalan ke kamar mandi bertelanjang.

Kutarik tangan Mbak Sum untuk menemaniku mandi. Pakaiannya pun sudah kulepasi sebelum kami sampai ke pintu kamar mandi. Hal seperti ini sudah biasa kami lakukan. Saling menggosok dan memandikan sambil membangkitkan nafsu-nafsu erotis kami. Dan acara mandi bersama selalu berakhir dengan tumpahnya sperma dan mani kami bersama-sama karena saling isep.

Dan godaan untuk bermain seks dengan tuntas semakin besar setelah ada pil kabe dan kondom yang dibeli Mbak Sum. Esok malamnya eksperimen itu akan kami mulai dengan kondom lebih dulu. Soalnya aku takut kalau ada efek samping bila Mbak Sum minum pil kabe. Kata orang kalau nggak cocok malah bikin kering rahim. Kan kasihan kalau orang semontok Mbak Sum rahimnya kering. Malam itu seusai makan malam dan nonton TV sampai jam sembilan, kami mulai bergulingan di permadani. Satu persatu penutup tubuh kami bertebaran di lantai. Putingya kupelintir dan sebelah lagi kukemut dan kugigit-gigit kecil sementara tangan kananku menggosok-gosok pintu memek Mbak Sum sampai dia mengerang-erang mau orgasme.

“Sekarang pakai ya, Mas,” bisiknya sambil menggenggam kencang zakarku yang tegang memanjang.

“Heeh,” jawabku lalu dia menjangkau sebungkus kondom yang sudah kamu sediakan di sebelah TV.

Disobeknya lalu karet tipis berminyak itu pelan-pelan disarungkannya ke penisku. Mbak Sum nampak hati-hati sekali.

“Wah, jadi gak bisa diisep Mbak nih,” kataku.

“Kan yang ngisep ganti mulut bawah, Mas..” Guraunya membuatku tersenyum sambil terus meremas-remas teteknya.

Sleeb.. lalu karet tipis itupun digulungnya turun sampai menutupi seluruh batangku.

“Sudah, Mas,” katanya sambil menelentangkan tubuh dan mengangkan pahanya lebar-lebar.

Perlahan aku mengangkanginya.

“Sekarang ya, Mbak,” bisikku sambil memeluknya mesra.

Mbak Sum memejamkan mata. Perlahan zakarku dipegang, diarahkan ke lobang nikmatnya. Kuoser-oser sebentar di depan pintunya barulah kudesakkan masuk. Masuk separuh. Mbak Sum melenguh..

“Sakit Mbak?”

“Sedikit..”

Kuhentikan sebentar lalu kudorong lagi pelan-pelan dan dia mulai melepasnya. Bless.. slep.. kugerakkan pantatku maju-mundur naik-turun. Matanya merem melek, tangan kami berpelukan, tetek tergencet dadaku, bibir kami saling kulum. Kugenjot terus, kupompa, kubajak, kucangkul, kumasuki, kubenamkan, dalam dan semakin dalam, gencar, cepat dan kencang. Sampai akhirnya gerakkanku terhambat ketika mendadak Mbak Sum memelukkan pahanya erat-erat ke pahaku.

“Akk.. aku sampai Mas.. egh.. egh..”

Dan seerr.. terasa cairan hangat menerpa zakarku. Kuhentikan gerakanku, dan hanya membenamkannya dalam-dalam. Menekan dan menekan masuk. Rasanya agak kurang enak karena batangku terbungkus karet tipis itu.

Kubiarkan Mbak Sum istirahat sejenak sebelum aku mulai memompanya lagi bertubi-tubi sambil kueksplorasi bagian sensitif tubuhnya hingga dia kembali terangsang.

“Mbak pingin keluar lagi?” tanyaku.

“Kk.. kalau bisa, Mas.. keluar sama-sama..” ajaknya sambil mulai menggoyang dan memutar-mutar bokongnya.

Aku merasakan nikmat yang belum pernah kurasakan. Soalnya kan baru pertama kali ini zakarku menancapi lubangnya. Ternyata hebat juga goyangannya. Goyang ngebornya Inul, ngecornya Denada atau ngedennya Camelia Malik kalah jauh deh.. soalnya mana mungkin aku ngrasain vagina mereka kan? Dan kenikmatan itu semakin terasa diujung batangku. Gerakan pompaku semakin cepat dan cepat.

“Mbak.. hh.. hh.. hh..” dengus nafasku terus memacu gerak maju mundur pantatku.

Sementara dengan tak kalah brutalnya Mbak Sum melakukan yang sama dari bawah.

“Ak.. aku sudah mau Mbak..” pelukku ketat ke tubuhnya.

Kutindih, kuhunjamkan dalam-dalam, kuhentakkan ketika sperma keluar dari ujung batangku. Yang pasti Mbak Sum tak bakalan merasakan semburannya karena toh sudah tertampung di ujung kondom. Sejenak kemudian Mbak Sum pun meregang dan berkejat-kejat beberapa kali sambil membeliak-beliak matanya. Dia orgasme lagi. Tubuhnya tetap kutelungkupi. Nafas kami memburu. Mata kami terpejam kecapaian. “Puas, Mbak?” bisikku sambil mengulum telinganya. Dia mengangguk kecil. Kami kembali tidur berpelukan. Mungkin dia tengah membayangkan tidur dengan suaminya. (Sementara aku tidak membayangkan apapun kecuali sesosok daging mentah kenyal yang siap kugenjot setiap saat). Hehehe.. kasihan Mbak Sum kalau dia tahu otak mesumku. Tapi kenapa mesti dikasihani kalau dia juga menikmati? Ya kan? Ya kan? Aku sering bertanya-tanya: Bila seorang wanita orgasme ketika dia diperkosa, apakah itu bisa disebut perkosaan? Siapa bisa jawab?

Sambil menunggu jawab Anda, aku dan Mbak Sum terus mereguk kepuasan dengan pakai kondom. Sayangnya satu kondom hanya bisa dipakai satu kali main. Kalau lebih dikuatirkan bocor. Makanya hanya dalam sehari itu kondom satu dus habislah sudah. Anda bisa hitung sendiri berapa kali aku ejakulasi.

Esoknya, “Mbak, kondomnya habis, mau pakai pil?” tanyaku.

“Boleh,” jawabnya santai.

Dan malam itu mulailah ia minum pil sesuai jadwal dan hasilnya.. ternyata kami lebih puas karena tidak ada lagi selaput karet tipis yang menahan semburan spermaku memasuki gua garba Mbak Sum.

“Mas.. Mas.. semprot terus Mas, enak banget..” serunya ketika aku ejakulasi sambil berkejat-kejat diatas pahanya belasan kali menghunjamkan zakar yang menyemprot puluhan kali.

Dari cret, crit, crut, crat sampai crot crot crot lalu cret cret cret lagi!! Soal rahim kering sudah tak kupikir lagi. Biar saja mau kering mau basah wong yang melakukan manggut-manggut saja tuh. Yah, dalam semalam minimal kami pasti sampai tiga kali orgasme dan ejakulasi. Sedangkan pagi atau siang tidak selalu kami lakukan. Kami bagaikan sepasang maniak seks. Ditambah vCD-vCD triple-x yang kutontonkan padanya, Mbak Sum jadi semakin ahli mengolah persetubuhan kami jadi kenikmatan tiada tara.

Kugenjot Mertuaku Yang Seksi

$
0
0
Peristiwa yang kualami ini memang sulit dipercaya, tetapi itu memang benar terjadi. Aku menikah dengan istriku dalam usia yang relatif masih cukup muda. Aku berumur 24 tahun dan istriku 21 tahun.

Setahun kami telah menikah ketika aku baru selesai di wisuda. Dalam usia yang masih muda kami masing-masing mempunyai keinginan sex yang cukup tinggi. Istri cukup mampu mengimbangi birahiku yang selalu menggebu-gebu. Hampir setiap malam kami selalu bertempur .

Pertempuran itu selalu berlangsung sampai 3 babak, sehingga kami kelelahan dan tidur pulas setelah itu. Kami sepakat untuk tidak buru-buru mempunyai anak, agar bebas bermain kapan saja tanpa ada gangguan.

Sebagai keluarga muda aku mewarisi perusahaan orang tua istriku yang cukup besar, sehingga dari segi keuangan aku tidak pernah bingung.

Meski kami memiliki rumah yang merupakan hadiah perkawinan, tetapi kami memilih tinggal di apartemen di tengah kota, agar dekat dengan kantorku.

Kehidupan privat kami mulai agak terganggu ketika mertua perempuanku memutuskan ikut tinggal bersama kami, setelah suaminya meninggal. Rumahnya dikontrakkan seperti juga rumahku. Dia beralasan ingin membantu urusan rumah tangga kami. Maklum kami berdua sibuk. Aku seharian bekerja sedang istriku sibuk dengan urusan kampusnya. Kami tidak memiliki pembantu, sehingga semua urusan rumah tangga biasanya diselesaikan kami berdua.

Sejak ada mertuaku, dia banyak membantu membereskan urusan rumah tangga. Mulai dari membuat masakan sampai mencuci baju dan membersihkan rumah.

Ibu Mertuaku umurnya sekitar 38 tahun, terlihat masih cantik, putih seperti juga istriku. Hanya seperti umumnya wanita setengah umur bodynya agak subur, tetapi masih termasuk proporsional. Kulit mukanya masih kencang, teteknya tegak menantang dan yang sering menarik perhatianku, bokongnya membulat besar dan menonjol.

Pada awalnya aku kurang memperhatikan daya tarik sex mertuaku. Namun lama-kalamaan aku jadi sering melirik dia, karena jika mengenakan pakaian rumah, dia tidak pernah mengenakan BH sehingga selain teteknya bergerak mengajun-ayun jika berjalan, puting susunya juga jelas tercetak di balik bahan kaus yang dia kenakan.

Istriku termasuk anak manja dan anak mami . Aku bisa maklum karena dia memang anak tunggal. Banyak hal dia selalu meminta pertimbangan maminya ketimbang meminta saran dariku.

Setelah 3 bulan kami tinggal bersama mami , aku mulai merasakan bahwa mami istriku termasuk perempuan yang bertipe menggoda. Dia sering keluar kamar mandi dengan hanya menutup bagian bawahnya dengan handuk dan bagian atasnya hanya ditutup oleh BH yang kelihatannya kekecilan. Sering dengan pakaian seperti itu dia menyibukkan diri di dapur menyelesaikan masakan, atau mencuci piring.

Yang lebih parahnya kadang-kadang dalam keadaan begitu ikut pula ngobrol bersama kami di ruang keluarga sambil menonton TV. Istri tidak pernah protes. Mungkin mereka dulu di rumahnya memang gaya hidupnya begitu. Aku tidak banyak tahu, karena aku mengenal istriku melalui proses singkat, yakni 3 bulan langsung maju ke pelaminan.

Terbawa oleh suasana ibunya, istriku jadi ikut-ikutan. Jika mulanya dia melenggang dengan santai hanya dengan mengenakan celana dalam dan BH di seputar rumah, akhirnya dia malah hanya mengenakan celana dalam saja dan membiarkan susunya yang kenyal bergerak leluasa. Ketika kutanya kenapa dia melakukan itu, katanya dia merasa lebih leluasa dengan gaya begitu. Dan baru ku ketahui bahwa di keluarga istriku cara berpakaian di rumah dulu memang begitu.

Mereka memang cukup lama tinggal di Eropa. Istriku sejak SD sampai lulus SMA tinggal di luar negeri. Maklum karena Ayahnya orang Jerman. Ibunya dari Sulawesi Utara. Pembaca pasti membayangkan bahwa istriku cantik. Memang betul, dia cantik dan dari keluarga kaya. Aku memang ketiban durian runtuh, dapat istri cantik, kaya dan mewariskan harta berlimpah kepadaku.

Aku mulai ikut menyesuaikan gaya hidup setengah telanjang di rumah. Aku memberanikan diri hanya bercawat saja di rumah. Ibu mertuaku kelihatan biasa saja melihatku hanya bercawat. Padahal di keluargaku. Jika aku hanya mengenakan singlet tanpa baju luar sudah ditegur. Di keluargaku, pantang sekali makan di meja makan tanpa memakai baju atas. Sekarang aku makan bertiga di meja makan dengan hanya bercawat saja.

Setelah sekitar seminggu aku terbiasa bercawat di rumah, Ibu mertuaku bergerak makin maju. Dia bersikap lebih maju lagi, dengan membiarkan dadanya terbuka tanpa BH. Aku sempat gugup pada awalnya karena mana mungkin aku terus-terusan menghindar tidak melihat tetek besar mertuaku. Tapi jika pun aku menatap ke dadanya dia tampaknya tidak peduli. Istriku juga kelihatannya tidak mempedulikan aku jika kebetulan kepergok aku memandangi tetek maminya yang bergoyang-goyang ketika berjalan.

Kalau kami berkumpul bertiga di ruang keluarga sambil menonton siaran TV, sering aku dibuat rikuh oleh tingkah polah istriku. Dia mencumbui aku, sampai menghisap penisku di depan ibunya.

Anehnya mami santai saja melihat percumbuan kami. Dia tidak mengomentari dan juga tidak malu-malu melihat apa saja yang dilakukan istriku. Aku sebetulnya agak jengah dengan situasi seperti itu, tetapi ini adalah pengalaman baru. Apalagi aku dalam situasi birahi tinggi, sehingga otakku jadi agak kurang waras.
Jika situasi sudah semakin hot, mami menyarankan kami berdua masuk kamar. Tanpa malu-malu istriku menyeret tanganku masuk ke kamar.

Aku tidak ingat ketika dalam keadaan sangat terangsang di seret masuk oleh istriku, apakah pintu kamar sudah tertutup atau belum karena istriku langsung mendorongku telentang di tempat tidur.

Aku baru terkejut ketika mami berkacak pinggang di pintu melihat kami melakukan persetubuhan. Pada saat ditonton mami, Istri sedang berada diatasku menggenjot sambil melenguh-lenguh. Aku sebetulnya terganggu konsentrasiku melihat mami menonton. Tapi istriku tidak perduli. Gerakannya jangan gitu meis kata mami kepada istriku

Mami mengomentari gerakan istriku. Dia mendekat dan memegangi pinggul istriku. Dia menjadi pengarah gerak. Mami mengajari agar pinggul istriku bergerak memutar dengan gerakan konstan. Istriku diajari berkali-kali tidak juga paham, dan dia bingung dengan gerakan itu. Mami berkali-kali pula mengoreksi gerakan dari istriku. Kuakui gerakan arahan mami itu jika dilakukan secara benar oleh istriku memberi rasa nikmat yang luar biasa. Penisku seperti dipelintir-pelintir. Tapi dia berkali-kali salah karena bingung.

Entah karena terangsang atau karena geram mengajari anaknya tidak melakukannya secara benar, istriku di suruh minggir. Eh dia manut saja. Yang membuatku terbengong-bengong. Mami sudah telanjang naik ke tempat tidur langsung duduk di atas penisku dan ditancapkannya penisku di lubang vaginanya yang sudah licin. Mami langsung melakukan gerakan memutar. Rasa nikmatnya memang luar biasa. Aku jadi lupa diri dan tanganku otomatis meremas-remas kedua susu besar yang tersaji di depanku. Aku sebetulnya ingin bertahan, tetapi kepiawaian mami mengolah gerak membuatku jebol. Tanpa aba-aba kulepas tembakan sperma ke dalam memek mami. Dia terus memeras penisku sampai akhirnya penisku melemas dan keluar dengan sendirinya dari lubang vagina mami.

“Yaaaa mami kok dihabisin sendiri, aku tadi kan sedang nanggung” kata istriku komplain.

Mami berusaha menenangkan anaknya dalam bahasa campuran Indonesia dan Jerman. Dia mengajari anaknya untuk bisa membangunkan penis dengan waktu relafit singkat. Tanpa rasa jijik dan malu. Mami langsung mengulum penisku dengan gaya menyeruput kuah sup. Olahan lidahnya di sekitar kepala penisku dan suara menyeruput membuat aku jadi bergairah. Mami merangsang melalui hampir semua indraku. Mataku terpaku melihat belahan memek mami yang terpampang di depan mataku. Dia mengatur posisi nunging membelakangiku. Melalui pendengaranku ikut merangsang karena mendengar seruputan mulut mami di penisku, Saraf perabaku merasa terpacu merasakan leher penisku di tekan-tekan oleh ujung lidah mami, dan yang lebih memukau lagi memeknya mami digoser-goserkan di mulutku yang sedang menganga keheranan.

Tidak sampai 10 menit penisku sudah tegak mengeras. Mami lalu bangkit dan memberi kesempatan kepada istriku untuk melanjutkan permainan. Istriku mulai mahir melakukan gerakan memutar. Mungkin gerakan itu membuat dirinya terasa maksimal merasa nikmat sehingga dalam waktu relatif singkat dia sudah mengerang mencapai orgasmenya. Aku tidak memberi waktu istirahat terlalu lama. Posisi segera aku balik dengan menelentangkan dirinya dan aku langsung menikam memeknya dengan penisku yang sudah mengeras sempurnya. Aku mengenal betul posisi yang disukai istriku, sehingga aku menggenjotnya.

Baca cerita sex lain disini : Cerita Esek Esek Terbaru

Nikmatnya Perkosa Cewek Hamil

$
0
0
Nikmatnya Perkosa Cewek Hamil,- Berikut ini akan aku ceritakan pengalamanku memperkosa cewek yang lagi hamil. Langsung saja tanpa basa basi, simak cerita ku berikut ini.
Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya.

Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam. Dengan mobil Baleno kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya.
Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?”
Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.
“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”
“Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”
Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”
“Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”
Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya.
Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi.
“Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.”
Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.
“Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.
“Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.”
“Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”
“Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”
“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”
“Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”
“Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”
“Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku 35 tahun.”
Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama. Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan.
Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.
Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian. Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam.
“Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.
“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.
“Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.
“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”
“Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.
Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.
“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.

Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan. Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.
Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.
“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Menik mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.
“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Menik menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.
Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku.
“Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.
“Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.
“Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”
Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.
Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal. Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.

Ngentot Tanteku Yang Seksi

$
0
0
Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan "an" karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu. Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP.

Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab, "Halo Tan, ada apa?""Kamu cepet dateng ya!" ucap tanteku. "Sekarang?" tanyaku lagi. "La iya-ya, masa besok, cepet yah!" ujar tanteku. Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu. Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku.

Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. "Masuk aja Wa!" teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya, "Tante dimana sih?" tanyaku dengan nada agak keras. "Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!" sahut tanteku. Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh!.

Baca juga : Vig Power Capsule

Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi. Aku lanjutkan, lalu dia menegurku. "Sorry ya Wa, Tante lama.""Oh, nggak papa Tante!" ujarku rada menahan birahi yang mulai naik. "Oom kemana Tante?" tanyaku. "Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali)," jawab tanteku. "Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?" tanya tanteku lagi. "Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih," jawabku. "Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?" tanya tanteku sedikit merayu. Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku. "Tante kok nggak ikut?" tanyaku memancing. "Males Wa," jawab tanteku enteng. "Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?" tanyaku lagi. "Mmm... di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!" ujar tanteku. Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku. "Oke deh!" sahutku dengan girang. Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. "Waaa...! Dewaaa...! udah mandi belum?" teriak tanteku memanggil. "Bentar Tan!" jawabku. Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, "Gimana rasanya ya?" khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat! "Sibuk ya Wa?" tanya tanteku sambil senyum manja. "Eh... mmm... so... so... sorry Tan, lupa ngunci," jawabku gugup. Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya "international size" deh. "Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.""Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih," pikirku. Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak. Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya, "Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?" tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur. "Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho," ujar tanteku. "Emangnya Oom kenapa Tan?" tanyaku lagi. Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu. "Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang," ujar tanteku panjang lebar. "Maksud Tante?" tanyaku lagi. "Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?" tanya tanteku meyakinkan aku. "Ooo..." ucapku pura-pura tidak mengerti. "Mmm... Wa, mau nggak nolongin Tante?" tanya tanteku dengan nada memelas. "Bantu apa Tan?" tanyaku lagi. "Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?" tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku. Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam. "Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?" ucapku polos. "Loh...! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa," jawab tanteku meyakinkan. "Ya udah deh," ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi. "Wow... gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!" ujar tanteku mesra. Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. "Emf... ehm... mmm... gede banget kemaluanmu Wa!" ujar tanteku. Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah "over" sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu. "Oh God! Eh... eh... ehm... e... nak... Tante... terus Tan...!" ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. "Aaah... Wa... enak... terus Wa... terus jilat...!" erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. "Oh Dewa... Tante sayang kamu... uh... ka.. ka... mu ponakan Tante paling... heee... bat... aaah," puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat. Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah "over" tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. "Ooohh... Waaa... Tante mau keee... luuu.. aar! Aaah...!" erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. "Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu." Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. "Egghmm... terus Waa... pelan tapi terus Wa... egghhmm...!" desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. "Aaahh... Waaa.. saaakitt... pelan-pelan... aargghhh..." teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan. Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. "Ah... uh... terus Wa... enak sekali... itu-mu gede sekali... eggghh... lebih enak dari Oom-mu itu... terus Waaa..." erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut, "Tan... saya mauuu... kelu... arrr... nih...!""Di dalam aja Waaa... Tante... juugaa... mauuu keeluaaarr... aaarrgghh...!" Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh... begitu nikmatnya. Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

Aku Diperkosa Anak Kandungku

$
0
0
Perkenalkan namaku ibu Heni disini aku akan menceritakan kisah piluku yang diperkosa oleh anak kandungku sendiri, diusiaku yang sekarang 49 tahun, kami sekeluarga tinggal di bandung, aku memounyai 3 anak yang mana 1 laki laki dan 2 perempuan.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.co.id/
Anak yang pertama bernama Ervin, kedua Wina, Ketiga Dewi, pada tahun 1994 aku dan suamiku bercerai dengan ketiga tiganya ikut bersamaku, beruntunglah aku bisa menghidupi dengan penghasilanku sebagai PNS, orang tuaku juga meninggalkan warisan yang cukup besar jadi masih ada tabungan.

Sampai akhirnya anakku yang kedua Wina, selang beberapa bulan anakku yang pertama..Ervin diterima bekerja diyang cukup ternama di kota Bandung, setelah beberapa bulan dia menganggur setamat kuliahnya.

Pada tahun 2004, anakku yang bungsu..Dewi menikah, sejak sa’at itu aku tinggal hanya berdua dengan anakku yang pertama Ervin, Aku sering menggonjak Ervin “Vin..lihat adikmu semua sudah menikah.kapan kamu nikah ???”Ervin selalu cuek saja, malahan kelihatannya dia seperti belum pernah punya pacar dia anaknya agak pendiam dan tertutup.

Akhirnya terjadilah suatu kejadian yang tak akan pernah aku lupakan dan tak terbesit sedikitpun dalam pikiranku, hal itu akan terjadi menimpaku Kejadian itu sekitar awal tahun 2005.

Suatu malam, malam minggu, aku seperti biasanya sekitar jam 9 malam pergi beranjak menuju pembaringan untuk tidur setelah aku tertidur tiba-tiba aku terbangun, karena merasa ada yang menindih di punggungku, waktu itu posisi tidurku tengkurapaku segera menoleh ke arah wajah yang dekat dengan pipiku, nafasnya yang ngos-ngosan terasa di pipiku Astaga ternyata dia anakku.

Ervin, tetapi sa’at itu aku masih belum pulih betul dari rasa kantuk, selang beberapa detik aku baru benar-benar sadar dan hilang sudah rasa kantukkuAku Kaget, Aku hanya memakai CD dan BH saja.

Ervin sedang menggenjot-genjot pantatnya naik-turun perlahan-lahan dan keadaannya telanjang bulat, terasa sekali di belahan pantatku penisnya yang hangat sedang menggesek-geseklantas dengan refleks aku segera membalikkan badan dan memakinyasumpah serapah keluar dari mulutku.dia diam saja dan tidak perduli malahan dia semakin beringas.. tenaganya seperti ada yang membantunya kuat sekali.Akhirnya aku sampai menangis diiringi omelan-omelan kasar .. tetapi dia ”Ervin” Anakku tidak perduli dan sepertinya tidak mempunyai rasa iba.

Akhirnya Aku berhasil dia telanjangi dan posisiku sa’at itu terlentang sambil ditindih dia.anehnya dia tidak segera memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, penisnya terhimpit oleh bagian bawah perutnya dan bagian bawah perutku atau bukit vaginaku.

Sambil dia menggenjot-genjotkan pantatnya perlahan-lahan naik turun serta payudaraku disosor mulutnya dan diremas-remas oleh kedua tangannya.lama kelamaan aku berhenti dari tangisanku dan mau tidak mau / suka tidak suka aku mulai terangsang juga dan merasa enak (wanita manapun mungkin akan merasakan hal yang sama denganku, apalagi aku sudah lama tidak merasakan bersetubuh) .

Setelah aku terdiam dan nafasku mulai ngos-ngosan serta dadaku naik turun agak cepat, “Ervin”.. anakku seperti sudah faham.. lalu dia memasukkan jari tengahnya ke lobang vaginaku sambil dikocok-kocok keluar masuk..dinding dalam vaginaku sudah licin karena cairan vaginaku sudah keluar akibat rangsangan yang dilakukan oleh Ervin.

Setelah beberapa menit kemudian.. Ervin mulai menghentikan kocokan jari tengahnya dan dia mulai memasukkan penisnya sa’at itu aku menutup mata rapat-rapat dan merasakan masuknya penis Ervin perlahan tapi pasti.

Akhirnya seluruh batang penis Ervin tertelan vaginakuaku kaget juga, penis Ervin besar dan panjang, terasa sekali mengganjal hangat di dalam rahimkuapalagi dia mulai menggerakan penisnya keluar masuk perlahan-lahan seperti dihayati dan genjotannya terasa lembut,. sambil dia memeluk erat tubuhku nafasnya terasa hangat dan ngos-ngosan di leherku.

Entah berapa lama Ervin menyetubuhiku yang kurasakan sa’at itu benar-benar dibuai oleh kenikmatan dan dalam pikiranku, aku bayangkan saja .aku sedang digenjot oleh pemain sinetron idolaku tiba-tiba aku tak tahan lagi.

Sepertinya seluruh tubuhku akan meletus terutama bagian-bagian vital tubuhkupayudaraku rasanya ingin didekap terus oleh hangatnya dada yang memelukkuvagina bagian dalamku rasanya akan mengeluarkan sesuatu dan tanpa sadar aku pun langsung menjerit tetapi jeritanku agak aku tahan karena takut terdengar oleh tetangga.

Hampir bersamaan dengan puncak kenikmatan yang aku rasakan aku dibuat kaget karena di dalam rahimku penis Ervin yang mengganjal dan terasa agak panas, mengeluarkan cairan yang rasanya juga agak panas (nikmatnya tidak bisa dibayangkan) semprotan air mani Ervin terasa menembak di dalam rahimku dan keluarnya banyak sekali (rasanya seperti di stroom) lantas dia menekan kuat-kuat pantatnya dan dengan refleks pula aku ikut membantunya dengan memegang pantatnya sambil kucengkram kuat dan ditekan kearahku akupun menjerit untuk kedua kalinya bersamaan dengan erangan Ervin.

Malam itu aku digenjot “Ervin”, anakku.. sampai 3 kali dan pagi harinya badanku serasa lemas..tetapi perasaanku terasa sangat bahagia, sepertinya seluruh beban/problemku serasa sirna.
Selama dua hari setelah kejadian itu, kami tidak saling tegur sapa dan pada malam harinya, Ervin kembali masuk ke kamarku Aku diam saja (seperti gedebong pisang).

Tubuhku digumuli Ervin payudaraku diremas-remas dan dijilatinya vaginaku dijilati.. dan malam itu aku disetubuhinya 2 kali,.. keesokan harinya aku mulai membuka komunikasi dengan Ervin.. diawali dengan pembicaraan bahwa “kejadian ini jangan sampai bocor ke orang lain.. cukup menjadi rahasia kita berdua” .

Selanjutnya keadaan seperti semula tetapi Ervin berubah menjadi manja dan dia tidak pendiam lagi, malahan sangat terbuka Akupun semakin sayang kepadanya.

Seminggu 2 kali kami bersetubuh, layaknya seperti suami istri, akupun tidak seperti gedebong pisang lagi, kami sering nonton DVD XXX dan mempraktekkan gaya-gaya yang ada di film itu.

2 Tahun lamanya kami berhubungan intim (INCEST) Lantas kami sepakat untuk tidak melakukannya lagi, 3 bulan setelah itu Ervin menikah, tetapi dia tidak mau pisah denganku padahal dia sudah punya cukup tabungan untuk membeli rumah dan kekurangannya sedikit aku sanggup menanggungnya.

Ervin dan istrinya tinggal bersama di rumahku Kami hidup bahagia, apalagi setelah kehadiran cucuku dari Ervin bertambahlah cucuku menjadi 5 orang (dari Wina dan Dewi).

Baca juga : Vig Power Capsule | Obat Gagal Jantung

Aku Digagahi Ayah Kandungku

$
0
0
Aku Digagahi Ayah Kandungku,- Sudah sekitar 2 bulan ini aku tidak bekerja lagi karena di kantorku sedang ada pengurangan karyawan. Setelah berhenti bekerja, aku hanya mengisi waktu luangku dengan melamar pekerjaan serta membantu Ibu di rumah. Sementara itu sekitar 2 minggu lagi aku juga berencana akan segera melangsungkan pernikahan dengan pacarku yang sekarang. Tentu saja hal ini membuatku cukup sibuk sehingga aku tidak terlalu mengambil pusing lagi memikirkan sulitnya mencari pekerjaan.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.co.id/
Hari itu hanya ada aku di rumah, Ayahku sedang ada urusan penting, sedangkan Ibu pergi berbelanja kebutuhan pokok. Begitu juga dengan adik-adikku, ada yang sedang kerja maupun kuliah. Karena cuaca hari itu cukup panas aku memutuskan untuk mandi. Dengan segera aku mengambil handuk dari kamarku lalu menuju ke kamar mandi. Setelah melepas pakaian yang menempel satu-persatu, aku mulai membersihkan seluruh permukaan tubuhku hingga kembali harum dan segar.

Kira-kira setengah jam aku berada di kamar mandi. Karena tidak ada orang lain lagi di rumah, dengan hanya mengenakan handuk aku segera menuju ke kamar tidur untuk berganti pakaian. Namun baru berjalan beberapa langkah, samar-samar aku mendengar suara pintu depan diketuk oleh seseorang.

‘Tok… Tok… Tok…’ terdengar lagi suara ketukan tetapi kali ini lebih keras.

“Aduh… Siapa sih?” tanyaku dalam hati.

“Teh bukain pintunya…! Ini Ayah…!” terdengar suara pria yang ternyata adalah Ayahku.

Karena belum sempat berganti pakaian, dengan hanya masih memakai handuk aku langsung membukakan pintu untuk Ayahku.

“Kok cepet sih pulangnya Yah?” tanyaku heran ketika aku sudah membukakan pintu.

“Udah selesai kok urusannya…” jelas Ayah singkat.

“Oh gitu? Ya udah Ayah istirahat dulu sana…” kataku sambil menutup pintu lalu menguncinya kembali.

Setelah yakin pintu depan sudah dalam keadaan terkunci, aku pun segera beranjak ke kamar untuk berganti pakaian karena takut masuk angin. Ketika sudah berada di kamar aku mengambil pakaian dari dalam lemari. Baru saja aku bersiap untuk melepas handukku, tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamarku dibuka. Tentu saja aku kaget karena ketika membalikkan tubuh rupanya Ayahku sudah berada di dalam kamar.

“Ayah kok masuk nggak ketok pintu dulu sih!?” aku setengah membentak ke Ayahku.

“Ma-maaf Teh… Ayah cuma mau tanya Ibu udah pulang apa belum?” tanya Ayah yang kemudian langsung duduk di atas tempat tidurku.

Tidak biasanya Ayah masuk ke kamarku dengan tiba-tiba, apalagi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Akhirnya handuk yang tadinya sudah siap untuk kulepas, aku kencangkan lagi ikatannya.

“Belum Yah…” jawabku seadanya.

“Kok tumben sih belum pulang?” tanya Ayah yang kali ini sambil memandangi tubuhku.

“Nggak tau deh… Emangnya kenapa sih Yah? Baru ditinggal sebentar udah kangen aja sama Ibu…” kataku bercanda.

“Hehehe… Bisa aja anak Ayah yang satu ini…” Ayah tertawa mendengar ucapanku.

Namun setelah percakapan itu suasana menjadi sepi. Bukan karena tidak tahu harus berbicara apa, tetapi keberadaan aku dan Ayah di kamar ini. Selain karena hanya ada kami berdua, kondisi tubuhku yang masih memakai handuk juga menambah ketidaknyamanan di dalam ruangan ini.

“Teh… Sini duduk di sebelah Ayah…” tiba-tiba Ayahku berkata sambil menunjuk tempat di sebelahnya.

Tanpa ada perasaan curiga sama sekali, aku pun menuruti permintaan Ayah karena merasa beliau ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting denganku.

“Teh… Sebentar lagi kan kamu nikah…” kata Ayah serius.

“Iya Yah…! Ayah seneng kan Teteh akhirnya nikah?” tanyaku memotong perkataan Ayah.

“Ayah seneng kok Teh… Tapi sebenernya Ayah sedikit nggak rela kalo anak kesayangan Ayah diambil orang lain…” lanjut Ayah dengan raut wajah sedih.

“Ya ampun…! Ayah tenang aja deh… Teteh tuh milik Ayah dan akan seterusnya kayak gitu kok…” jawabku berusaha menenangkan Ayah.

“Ka-kalo begitu… Te-teteh mau kan bersetubuh sama Ayah?” tanya Ayahku dengan terbata-bata.

“A-ayaah…!! Ayah ngomong apa sih!?” aku sungguh marah sekaligus bingung mendengar permintaan Ayah barusan.

“Teh… Ayah sayang Teteh… Sebelum kamu nikah, Ayah pengen banget bisa bersetubuh sama kamu…” ucap Ayah yang membuatku yakin kalau aku tidak salah dengar.

“…………” tenggorokanku terasa seperti tersendat dan tidak dapat berkata apa-apa lagi.

Seolah tidak ingin menunggu jawaban dariku, tangan kanan Ayah mulai memegang daguku. Sementara tangannya yang sebelah lagi menggenggam tanganku, yang masih dalam keadaan memegang handuk, dengan penuh kehangatan. Ayah mengangkat daguku hingga kepalaku menengadah tepat ke arah wajahnya. Kulihat pancaran kedua mata Ayah begitu penuh kasih sayang, namun bukan seperti tatapan sayang orangtua kepada anaknya, melainkan layaknya seorang pria memandangi kekasihnya.

Aku hanya diam saja diperlakukan seperti ini. Belum sempat aku berpikir atau berbuat sesuatu, tiba tiba wajah Ayah sudah berada sangat dekat dengan wajahku hingga membuatku menahan nafas. Kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Ayah mengulum bibir mungilku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai naik. Tanpa kusadari kuikuti saja kemauan Ayahku ini.

“Aaaaah…” aku mendesah sangat pelan sehingga nyaris tidak terdengar.

Setelah beberapa lama, kini aku antara pasrah dan menikmati cumbuan ini. Tiba-tiba saja bibirku diciumi Ayah dengan nafsu. Aku sudah tak bisa berpikir jernih lagi. Dengan memejamkan mata, aku langsung membalas ciuman Ayahku dengan liar. Kami berdua pun saling bertukar ludah dengan panas.

Nafsu birahiku mulai tidak dapat tertahan ketika tangan kiri Ayah menyentuh payudaraku dan melakukan remasan lembut. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir Ayah. Leher mulusku pun tidak luput dari sentuhan Ayah. Bibir tersebut kemudian beranjak naik ke telingaku. Jantungku berdetak kencang dan wajahku terasa panas.

“Mmmmh… Yaaaaah…” desahku ketika lidah Ayah mulai bermain di belakang telingaku.

Ayah kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur tempat tidurku agar posisiku dapat lebih nyaman.

“Yaah jangaaaaan…! Na-nantiii ketauaaan Ibuuu…!” aku mencoba untuk menolak keinginan Ayah walaupun di dalam hati aku juga sangat menginginkannya.

Tetapi Ayah yang sudah dikuasai hawa nafsu tidak menanggapi perkataanku sama sekali. Saat ini aku tidaklah seperti seorang putri kecil lagi bagi Ayah, melainkan sebagai objek pelampiasan nafsu birahinya. Sambil menindih tubuhku, bibirku diciuminya lagi. Tidak lama kemudian handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya, sehingga tubuhku kini dalam keadaan tanpa penutup sama sekali.

“Badan Teteh harum bangeeet…” bisik Ayah mesra.

Ayah tidak puas-puasnya memandang dan menciumi tubuhku. Apalagi kulit putih halus yang membalut tubuhku semakin meningkatkan hawa nafsunya. Sehingga begitu pandangannya mengarah ke payudaraku, tangan Ayah mulai membelainya. Jari-jari kasarnya menjepit dan meremas-remas putingku, perlahan namun sama nikmatnya dengan remasan yang kuat dan keras.

“Mmmmmmh…” aku mendesah nikmat.

Sementara tangan Ayah mulai mengelus-elus pahaku yang mulus dan putih. Kedua putingku kemudian dikulumnya bergantian antara kiri dan kanan.

“Yaaaah… Ooooohh…” desahku lagi ketika kumis tipis milik Ayah menggesek dadaku.

“Ayah sayang kamu Teh…” kata Ayah sambil memandangku, kali ini dengan tatapan yang sangat aneh.

“Yaaah… Teee… Mmmm…” belum selesai aku berbicara bibir Ayah kembali mengulum bibirku.

Sewaktu Ayah mencium bibirku dengan memasukkan lidahnya, aku tidak tinggal diam. Dengan panasnya kami saling beradu lidah. Ayah sungguh pintar membuatku terhanyut sehingga saat ini aku sudah tidak memikirkan lagi bahwa perbuatan yang sedang kulakukan adalah sebuah dosa besar. Yang dapat kulakukan saat itu adalah memalingkan wajah ke samping karena merasa malu dapat terangsang oleh permainan Ayah kandungku sendiri.

Tidak puas hanya bermain dengan bibir dan payudaraku saja, kini bibir Ayah mulai turun ke perut dan berhenti di vaginaku. Aku semakin terangsang ketika bibir Ayah mencium bibir vaginaku. Lidah Ayah kemudian mencoba untuk menerobos masuk ke dalam. Aku juga dapat merasakan hembusan nafas Ayah menerpa vagina bagian luarku yang semakin menambah sensasi nikmat.

“Aaaaaaaah… Ayaaaaaaaah…!!!” aku mendesah kencang ketika lidah Ayah mengenai klitorisku.

Perlahan kedua kakiku mulai melebar karena rangsangan dari lidah Ayah yang sedang memainkan klitorisku. Tubuhku terasa ingin terbang ketika merasakan jari-jari Ayah ikut bermain di dalam vaginaku. Aku dapat merasakan permukaan vaginaku mulai basah pada bagian belahannya, bukan hanya karena air liur Ayah, namun juga karena rangsangan yang terus-menerus diberikan oleh beliau.

Setelah beberapa lama aku pun mulai memiliki keberanian untuk melihat ke bawah dimana selangkanganku sedang dijilati dan dihisap-hisap oleh Ayahku. Sungguh lihai mulut serta lidah Ayah menyedot dan juga menjilati vaginaku sampai membuat kakiku mengejang hebat. Lidah Ayah bergerak lincah, kadang dengan gerakan lambat, kadang cepat bahkan terkadang sampai menjilat memutari vaginaku.

Akibatnya beberapa menit kemudian tubuhku mulai mengejang, lalu aku dapat merasakan dari dalam vaginaku ada sesuatu yang mengalir dengan kuat dan siap untuk dikeluarkan.

“Oooohh… Teteeeeh keluaaaar Yaaaah…!! Ooooooohh…” aku mengerang panjang dalam orgasme pertamaku ini.

Kemudian Ayah dengan sengaja menghentikan jilatannya untuk mengamati lendir vaginaku yang keluar dalam jumlah banyak sehingga sampai menetes ke tempat tidur. Sebuah senyum mesum terpancar pada wajah tua beliau. Sepertinya Ayah senang sekali karena berhasil membuat putri kandungnya mencapai puncak kenikmatan untuk pertama kalinya.

“Sluurp… Enaak bangeet cairannya Teteh… Hhmmm… Jauh lebih enaak dari Ibu kamu…” kata Ayah sambil menikmati sisa cairan yang masih menempel di vaginaku.

Sesaat kemudian Ayah mulai membuka seluruh pakaiannya yang masih dalam keadaan lengkap seperti ketika beliau pergi tadi, hingga kini kami berdua sudah dalam keadaan telanjang. Ayah lalu mengambil posisi berlutut di sebelahku lalu mengarahkan tanganku ke batang penisnya. Merinding juga aku melihat batang kemaluan Ayah yang sangat besar dan masih terlihat perkasa.

Dengan mata sedikit terpejam aku mulai memegang batang penis Ayah dengan tangan kananku. Namun karena ukuran penis Ayah sangat panjang, maka tangan kecilku ini hanya mampu menggenggam hingga setengahnya saja. Perlahan aku meremas-remas penis tersebut sebelum mulai mengocoknya. Sesekali aku membuat gerakan memutar yang membuat Ayah menggelinjang nikmat.

“Ooooh… Enaaaaak Teeeeh…!!” kata Ayah ketika aku mengocok penisnya itu dengan lebih cepat.

Ketika wajahku sudah berada tepat di depan penis Ayah, dengan perlahan kujilati seluruh penisnya dengan lidahku. Mulai dari ujung kepalanya yang berwarna kemerahan, hingga batangnya yang kekar. Sesekali cairan bening yang keluar dari penis Ayah juga aku jilati hingga bersih.

“Iseepiiin doong Teeeh…” perintah Ayah.

Mungkin karena Ayah sudah tidak dapat tahan lagi dengan perlakuanku terhadap penisnya, dengan tidak sabar beliau mengarahkannya ke mulutku hingga akhirnya aku pun mulai mengulum penis tersebut.

“Iyaaaaaah… Teruuuss…!! Ooooooh… Enaaaaaaaaak…!!!” teriak Ayahku.

Karena aku sudah cukup berpengalaman dalam melakukan oral seks, Ayahku jadi sangat menikmati hisapanku. Penis Ayah yang berukuran besar keluar masuk di dalam mulutku. Sesekali aku menghisap penisnya dengan kuat sekaligus menggigitnya pelan. Kedua tangan Ayah juga tidak tinggal diam dan ikut bermain pada kedua putingku.

Aku terus bekerja keras mengulum dan memainkan lidahku pada batang penis Ayah yang terasa sesak di mulutku. Benda itu bergetar setiap kali lidahku menyapu kepalanya. Ayahku yang semakin merasa keenakan menggerakkan pinggulnya ke depan dan belakang secara perlahan seolah-olah seperti sedang bersetubuh.

“Mmmmhh… Kamuu jagooo bangeeet ngiseepnya Teeeh…!!” puji Ayah sambil mengelus rambutku.

“Sluuurpp… Hhhmmmm… Sluuuuurpp…” dipuji seperti itu membuat aku semakin bersemangat menghisap penis milik Ayah.

“Uuuuhh… Enaaak bangeeeet Teeh… Te-teruus gituiiiin… Iyaaaah… Mmmmm…” Ayah mengerang sambil memegangi kepalaku.

Sambil terus mengulum penis Ayah, tanganku juga ikut mengocok batangnya ataupun memijat buah zakarnya. Kurang lebih 15 menit penis Ayah berada di dalam mulutku, akhirnya beliau tidak dapat menahan untuk segera mengeluarkan spermanya. Tanpa sadar Ayahku menggerakkan pinggulnya lebih cepat sehingga membuatku kelabakan.

“Ayaaah pengeeeen keluaaaar Teeeeh…!! Aaaaaaah… Teruuuus…!!” teriak Ayah dengan nafas memburu karena sudah ingin mencapai orgasme.

‘Creeeeett… Creeeeeettt… Creeeeeeettt…’ tidak lama kemudian keluarlah sperma Ayah dengan sangat deras ke dalam mulutku.

“Teeeeeh…!! Teteeeeeeeh…!!! Aaaaaaah…!!!” Ayah berteriak-teriak tidak terkendali seperti orang kesetanan.

Sungguh hangat rasanya ketika sperma Ayah menyirami mulut dan tenggorokanku dengan derasnya. Walaupun jumlah sperma milik Ayah sangat banyak serta beraroma tidak sedap, dengan menahan mual aku tetap berusaha menelannya hingga tidak tersisa sedikitpun.

Memang melakukan oral seks sudah seperti bakat terpendamku, sehingga pasanganku pasti sangat menikmatinya. Adik laki-lakiku adalah salah satu orang yang sangat ketagihan dengan hisapanku. Penis Ayah semakin menyusut di dalam mulutku ketika semburan spermanya sudah mulai terasa melemah hingga akhirnya berhenti sama sekali.

Namun sepertinya Ayah masih belum terlihat puas karena nampak dari penisnya yang masih tegang. Ayah hanya menarik penisnya dari mulutku lalu duduk. Aku memanfaatkan waktu ini untuk beristirahat sebentar karena beliau sendiri katanya butuh waktu beberapa menit untuk mengumpulkan spermanya. Aku dan Ayah menghimpun kembali tenaga yang cukup terkuras.

Baru beristirahat sebentar nafsu Ayah sudah sudah bangkit lagi “Teh lanjutin lagi yuk…” pinta beliau.

Ayah lalu memintaku untuk naik ke atas wajahnya sehingga kini kami berada dalam posisi saling menjilati kemaluan pasangan masing-masing. Tanpa perlu diperintah lagi, aku membungkukkan tubuhku dan meraih penis milik Ayah lalu kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri batang penis Ayah sekaligus buah zakarnya. Jilatanku lalu naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap untuk menelannya lagi.

Tinggi badanku dengan Ayah yang tidak berbeda jauh, membuat kami nyaman berada dalam posisi ini. Untuk beberapa saat hanya suara desah nafas dan jilatan saja yang terdengar di dalam ruangan ini.

“Enak ya Teh? Sluuuurp… Mmmmmh…” tanyanya sambil terus menjilat-jilat vaginaku.

“Iyaaaah… Enaaaaak bangeeeet Yaaah…!! Oooooh…” berulangkali aku melenguh dan mendesah dibuatnya.

Terus terang gaya ini jelas jauh lebih nikmat dari sebelumnya karena aku juga dapat ikut merasakan di oral oleh Ayah. Sementara aku merasakan jari Ayah menggantikan tugas lidahnya untuk bermain di vaginaku. Jari tersebut kemudian membuat gerakan memutar di dalam liang vaginaku. Tidak sampai di situ saja, jari Ayah tadi dimasukkannya lebih dalam ke vaginaku sedangkan jari-jarinya yang lain mengelus-elus klitorisku.

Dan satu hal yang membuatku semakin melayang adalah saat lidah Ayah juga turut menjilati vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya dan sekaligus semakin membuatku bersemangat mengulum penis milik Ayah.

“Yaaah…! Teteeh udaah nggaaak tahaaan…!” kataku sambil berhenti mengulum penis Ayah.

“Sluurp… Sabaaar Teeeh… Tahaaan duluuu…! Kitaa keluaaar barengaaan…!!” ucap Ayah yang tetap menjilati vaginaku.

“Akkkhhhhh… Teteeeeh keluar…!!” karena sudah tidak kuat lagi akhirnya vaginaku kembali mengeluarkan cairan.

Akibat merasa sangat lelah karena sudah mencapai orgasme dua kali, kali ini aku yang merobohkan tubuh di sebelah Ayah. Sementara Ayah yang mungkin masih merasa tanggung karena belum mencapai klimaks lagi mulai berdiri di depanku. Matanya dengan tajam memandang ke arah kemaluanku. Aku juga dapat mendengar nafas Ayah demikian memburu karena birahi beliau yang belum terlampiaskan seluruhnya.

“Yah nanti dulu… Teteh masih capek nih…” pintaku karena sudah mengerti dengan apa yang diinginkan oleh Ayah saat ini.

Ayah yang seakan tidak memperdulikan kondisiku, mengambil posisi tepat di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas. Kemudian Ayah mengarahkan penisnya yang masih berlumuran air liur ke liang vaginaku. Aku sungguh tegang ketika melihat penis Ayah menempel di vaginaku dan mencoba untuk masuk. Walaupun aku memang sudah tidak perawan lagi, namun penis Ayah terlihat kesulitan menjebol vaginaku yang masih sempit.

“Aaaaaaah… Ayaaaaaaah…!!” aku merintih ketika kepala penis milik Ayah menggesek-gesek klitorisku.

Supaya lebih memudahkan aksi Ayah, aku pun mulai membuka kedua pahaku lebar-lebar. Melihat reaksiku, Ayah semakin berusaha menekan penis beliau ke dalam vaginaku. Perlahan namun pasti penis tersebut mulai dapat masuk menembus selaput dinding vaginaku walau baru setengahnya saja. Dengan tidak mengenal kata menyerah, Ayah terus mendorong penisnya hingga benda yang kira-kira berukuran 18 cm itu mulai tenggelam di dalam lubang vaginaku.

“Aaaaaahh… Ayaaaaahhh…!!!! Aaaaaaaaahhhh…” aku memekik panjang ketika dengan tiba-tiba Ayah menghujamkan penisnya dengan kuat.

“Yaaah…!! Aaaaaah… Pelaaan-pelaaaaan…!! Oooohh… Aaaaaah…” teriakku merasa kesakitan ketika penis Ayah mulai keluar masuk vaginaku tanpa kendali.

Ternyata Ayah sama sekali tidak menghiraukan jeritanku agar beliau menyutubuhiku dengan sedikit lembut. Seakan sudah lupa daratan, Ayah malah semakin buas bermain di kemaluanku. Aku hanya dapat memejamkan mata serta menggigit pelan bibirku untuk menahan rasa sakit yang timbul dari dalam vaginaku. Lambat laun rasa sakit yang kurasakan mulai hilang dan berganti dengan nikmat yang luar biasa.

“Ayaaahh…!! Aaaaaahhh… Teruuus Yaaaah…!! Enaaaaak… Aaaaaah…” desahku yang mulai dapat beradaptasi dengan permainan kasar Ayah.

Aku sungguh tidak kuasa untuk menahan rintihan setiap kali Ayah menggerakkan pantatnya ke arah vaginaku. Gesekan demi gesekan penis Ayah pada dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku terangsang. Pinggulku juga ikut menggeliat-geliat menikmati tusukan-tusukan dari penis Ayah. Dapat aku lihat bagaimana batang penis tersebut keluar masuk vaginaku. Bahkan aku selalu menahan nafas ketika penis milik Ayah masuk ke dalam kemaluanku yang hampir tidak dapat menampung ukurannya yang besar itu.

“Oooohh… Enaaaaak bangeeet Teeeeh…!! Aaaaah… Aaaaaah…” kata Ayah di sela-sela persetubuhan kami.

“Teteeh jugaa ngerasaaa enaaaak Yaah…! Teruuus Yaaah…!! Nikmatiiin Teteeeeh semaaauu Ayaaah…!” aku berteriak sangat kencang tanpa memikirkan kalau suaraku bisa saja terdengar oleh orang lain.

Ayah kemudian menempelkan kedua tangannya di dadaku lalu meremas-remas payudaraku. Aku dapat merasakan putingku semakin mengeras. Sodokan penis Ayah yang liar ditambah dengan remasan pada kedua payudaraku tentu saja membuatku semakin menjerit-jerit.

“Aaaaah… Aaaaahhh… Teruuuuus Yaaah…!! Puasiiin Teteeeh… Aaaahhh…” jeritku seiring dengan irama persetubuhan kami.

Kuakui Ayah sangat berpengalaman dalam hal ini walaupun memang tidak banyak variasi yang dilakukan oleh beliau. Makanya aku juga tidak heran kalau sekarang kedua orang tuaku sudah memiliki 4 orang anak. Namun akhirnya kali ini aku juga dapat merasakan kenikmatan seperti yang pernah dialami oleh Ibuku.

“Ayaaaaaah…! Ooooohh… Teteeeeh keluaaaaaar…!!” aku melenguh kencang melepaskan segala perasaan nikmat yang kurasa.

Tidak lama kemudian aku dapat merasakan cukup banyak cairan vaginaku mengalir keluar dengan cepat. Vaginaku yang sudah basah berulangkali diterobos oleh penis Ayah. Tidak jarang payudaraku diremas-remas dan putingku dihisap. Mungkin karena sudah merasa bosan dengan posisi ini, Ayah lalu membalikkan tubuhku hingga sekarang aku bertumpu dengan kedua lututku. Aku yang masih lemas hanya dapat mengikuti saja kemauan Ayahku.

Dari arah belakang Ayah kembali menusuk vaginaku. Tentu saja posisi seperti ini membuat sodokan Ayah terasa semakin dalam dan nikmat. Dengan penis yang masih menusuk di dalam vaginaku, Ayah mencium lembut leherku. Ayah membuatku semakin terangsang dengan memegang-megang kedua payudaraku.

“Ooooohh… Ssssshhh… Aaaaaaaahh…” aku mendesah-desah meresapi permainan ini.

Permainan Ayah membuatku semakin terhanyut karena beliau memulai sodokannya dengan genjotan-genjotan pelan, namun lama-kelamaan terasa kencang dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Gesekan penis Ayah dengan dinding vaginaku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuat birahiku kembali bangkit. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu.

“Teruuus Teh…!! Iyaaaa… Goyangiiin pantaaat kamuuu…!” kata Ayah sambil mempercepat dorongan penisnya.

Suara tempat tidur yang ikut bergoyang bercampur dengan erangan kami berdua. Tidak lama kemudian aku kembali orgasme! Aku merasa lelah sekali karena selain baru saja mencapai orgasme untuk yang keempat kalinya, tubuhku pun mengeluarkan banyak sekali keringat.

Lututku seketika lemas sehingga kini aku berada dalam posisi tengkurap di ranjang. Posisi tersebut membuat Ayah semakin beringas. Aku memberikan ruang dengan mengangkat pantatku sedikit ke atas. Ayah semakin kuat menekan penisnya hingga tubuhku semakin terhentak-hentak tidak karuan. Sementara itu, dapat kurasakan penis Ayah mulai berdenyut-denyut kencang tanda beliau sudah akan mencapai orgasme.

Benar seperti dugaanku, beberapa saat kemudian Ayah mengerang “Ooohh… Ayaah udaah mauuu keluaaar Teeeh…!!”

“Jangaaaan keluaariin di daleeem Yaaah…!! Mmmmhh… Aaaaahh !” jawabku karena takut hamil oleh Ayahku sendiri.

Namun tidak seperti perkiraanku bahwa Ayah akan mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku, dengan terburu-buru beliau justru mencabut penisnya. Kemudian sambil membalikkan tubuhku, Ayah mengocok-ngocok penisnya sendiri hingga spermanya keluar dengan deras sampai membasahi bagian perut dan dadaku. Sungguh pemandangan yang aneh melihat seorang Ayah mengocok-ngocok penisnya di depan anaknya sendiri.

Ayah lalu menyuruhku membersihkan sisa sperma pada penisnya. Dengan senang hati aku menjilati penis tersebut sampai bersih. Setelah itu Ayah menjatuhkan tubuhnya di sebelah kananku. Harus kuakui sungguh hebat untuk pria seusia Ayah masih memiliki stamina yang cukup kuat dan dapat membuatku orgasme hingga berkali-kali.

“Heeeh… Heeeeh… Te-teteh ja-jangan bilang siapa-siapa yah…” kata Ayah dengan nafas yang tersengal-sengal.

“Pasti dong Yah…!” jawabku yakin karena aku juga tidak ingin hal ini sampai diketahui oleh orang lain, terutama Ibu.

Di saat sedang mengistirahatkan tubuh kami yang lelah dan penuh keringat, sempat terlintas di pikiranku kalau beliau tidaklah seperti orang-orang yang pernah menikmati tubuhku sebelumnya. Saat orang-orang tersebut, termasuk juga adik laki-lakiku, ingin sekali memuntahkan sperma mereka di dalam vaginaku, Ayah justru lebih memilih untuk mengeluarkannya di dalam mulutku. Mungkin Ayah masih memakai akal sehatnya karena takut apabila nanti beliau akan memiliki cucu yang berasal dari spermanya sendiri.

Sejak hari itu pula, baik di waktu siang maupun malam hari, aku dan Ayah selalu mencari kepuasan bersama saat di dalam rumah hanya ada kami berdua atau ketika keluargaku yang lain sedang terlelap.

Ngentot Bidan Perawan

$
0
0
Perkenalkan nama aku tony lengkapnya tony azuar,temen2 akrab ku biasa memanggil nama aku dengan panggilan tony, umur aku sekarang baru 20 tahun, saat ini aku masih duduk di bangku perkuliahan dan sekarang baru menginjak semester ke tiga(3) pada suatu hari pas mau perjalanan pulang dari kampus.

ngentot bidan perawan
Aku tak sengaja melintas di depan rumah bu bidan yg berada di jalan Gatot sukoco’ pada malam itu waktu menunjukkan baru jam 21.00 malam, sekilas aku melihat ada bu bidan yang cantik itu’ dia sedang melayani pasiannya didalam ruangan kerjanya , aku pikir usianya baru di atas umurku sedikit paling 23 an sih,kiranya dia juga baru lulus dari ilmu kebidanan D3 Deplomatika’’,
Rambutnya yang panjang hitam terurai lurus tubuhnya yg begitu mungil dan montok pantatnya yg seksi dengan belah dadanya yg besar sedang membungkuk sehinggan sedikit terlihat gundukan2 besar yg agak tembus/trasparan dari baju Tidurnya yg ketat itu yg berwarna putih,sedikit samar samar sih tapi nampak jelas kalo buah dadanya itu sangat besar dan kulitnya yang putih mulus langsat itu.

Ditambah senyumannya yg manis, membuat hatiku tak kuasa membayangkan betapa nikmatnya kalau bu bidan itu aku setubuhi, aku pun langsung menyetop motorku diam diam aku berdiri di depan rumah bu bidan sambil memandanginya ,sebenernya dia uda tau sih tapi dianya pura pura gak tau karna sibuk mengurus pasienya dan tiba tiba dia datang menghampiri aku ,... a a a,..
Aku pun kaget waduh mau kesini lagi tu bidan cantik, di tanya lah aku’(bu bidan): ada apa mas berdiri di depan rumah praktek ku dan kenapa terus terus mandangi ku seperti itu , apa ada yang bisa saya bantu’ (aku): dengan mata melotot memandangi buah dada nya yg besar itu dengan takjub besar sekali semakin mendekat semakin besar,,,.h he he kata benak fikir ku’ aku pun balik jawab sapaannya itu,enggak ada apa apa mbak bidan dg tergesa gesa aku jawab mbak cantik bak bidadari yg di turunkan dr langit’(Bu.bidan) ah bisa aja si mas ini’’ dgn seyuman lembut,,,’ dan karna aku rasa dia baru di atas aku sedikit jadi aku manggilnya mbak, hehehe’

Ini aku mau berkonsultasi sama mbak bidan,.. (bu bidan):ah jangan panggil begitu aku kan punya nama mas... (aku); siapa.? (bu bidan); lihat aja itu di papan nama tulisannya besar gitu masa endak bisa baca’ dengn tersenyum.... (aku);waduh senyumanya , dalam fikirku aku kan sengaja pura pura enggak tau sebenernya aku juga udah tau namanya itu yg jadi mbak bidan namanya mbak Lia panjangnya lia novita sari, biar aja aku kan maunya kenalannya bersalaman... hehehe maunya sih? Tiba tiba dia menyaut tanganku,aku seneng banget telapak tangannya halus sehalus busa sabun,,, terbayang dari fikiran jorok ku gimana ya kalo telapak tangannya di buat ngocok2 penisku.....
Pasti enak..... hem apalagi vaginanya tuh pasti enak banget kalo di masukin, pasti warna vaginanya putih dan agak kemerah kemerahan/merah jambu, dengan berande ande..hehe aku dengan otak ngeres’;’mbak bidan itu memperkenalkan namanya dengan suara lembut halus, nama aku lia aku di sini baru satu bulan dan sekaligus aku di sini di tugaskan untuk melayani semua masayarakat di desa ini,(aku) o ternyata dia disini lagi praktek dan tugasin dari pusat untuk bertugas masyarakat di kampung ku ini..

Jadi mbak bidan ini emang asalnya dari mana, aku asli dari jakarta;’ Ooo dr jakarta, oh iya td katanya mau konsultasi mau konsultasi apa emangnya’’ ya udah sana masuk dulu katanya mau konsultasi, dan pasienya ibu-ibu yg sedang mengandung itu pun keluar dari rumah prakteknya’ dan dengan sigapnya aku langsung masuk ke ruangan prakteknya ‘’( mbak bidan): silakan duduk ,, (aku):terimakasih mbak (mbak bidan):eh jangan panggil mbak kalo lagi sepi kaya gini aku rasa umur kita tak terpaut jauh dr umur kamu..oh iya,,. Ya udah ayo sekarang mau konsultasi apa... .!waduh lampu ijo nih’’kata ku’’ ini nov? aku memanggil dia dg panggilan nov’ini alat vitalku kog aku rasa tak seperti lelaki laki pada umumnya ,emang itu penisnya kamu kenapa ada kelainan kah . enggak tau nov..

Tapi penisku sedikit mbengkong ke kiri apa bisa nanti kalu udah punya istri apa aku bisa mempunyai keturunan karna penisku yg begitu,, berharap biar di periksa penisku yang udah ngaceng ini atau menegang..(bu.bidan lia menjawab) penis yg seperti itu udah banyak kog tapi udah terbukti penis yg bengkong pun masih bisa mempunyai keturunan tergantung tingkat kesuburannya,,(aku) oh ternyata begitu? setelah berbicara lebar kesana kesitu bla...bla..bla.

Akhirnya yang aku tunggu tunggu ? . sudah sana berbaring di atas tempat tidur biar aku lihat penis kamu ,aku seneng banget, dan aku sesekali bertanya pada novi,novi udah punya cwok (belum) dia dengan tersenyum menjawab ( belum) kenapa emangnya,aku buka ya resleting kamu aku dengan mlongo Ho. Aku diem..dan dia sambil membuka resleting celanaku dikit demi sedikit,aku tanya,novi udah sering iya nanganin yang gini ginian kog keliatanya uda nyante banget aku dengan sedikit becanda menjahilinya,,

Udah resiko kan mas jd bidan cwex, klo ada yg mau konsultasi beginian, tapi baru satu yg minta begini ,,emangnya siapa ,, novi menjawab Cuma kamu mas tony,, aku Ooo,.masa’’iya ,,’’terus pertanyaan mas tadi apa maksutnya,ouh,,.. enggak ada apa apa, masa cwex se cantik kamu blum punya cwok apa jangan jangan kamu uda punya suami kali,,boro boro mas punya suami mikir punya cwok aja gak (jawabnya),, kenapa, dia jawab takut di slingkuhin...? Ooo?aku berfikir lagi padahal baru pertama kali bertemu udah curhat panjang lebar layaknya udah saling kenal deket, aku berfikir enak juga ni novi kalo di jadiin pacar aku’ kliatannya orangnya baik dan setia.....

Aku dengan sigap bertanya mau enggak kalo novi jadi pacar aku, aku pasti akan setia dan sayang selalu sama novi ,,dia tersenyum memandangi ku dngan tangannya yg mau membuka resletingku,, apaan sih baru kenal udah nyatain cinta,, di coba dulu atu novi kalo cocok yuk kita terusin kalo gak cocok kita gak lanjut,hehe, ibarat cinta itu suka itu tidak memandang waktu , tapi cinta ini begitu saja mengalir..
Dia tersipu dngn perkataanku tadi. aku sungguh suka kamu,,,, dia lagi2 tersenyum malu sambil keluar menutup pintu rumah prakteknya karna udah sepi’,,,tinggal kita berdua yang ada di dalam dan sampai akhirnya celanaku sudah di buka dan aku lihat dari arah rok mininya yg pendek se paha atasnya yg mulus itu dan roknya yg berwarna putih’ terawang/trasparan jadi keliatan CD nya(celana dalam) terlihat agak ada cairan2 gitu mrembes dari CD nya yg berwarna ping itu,ternyata dia udah masturbasi,,

Aku begitu ngaceng saat melihat Cdnya yg uda basah dgn rayu rayuan ku tadi apalagi dia udah meraba raba penisku yg udah ngaceng pasti dia juga sudah memikirkan yg jorok jorok seperti aku dan aku tau pasti dia juga menginginkan penisku , aku jadi tambah semangat apalagi aku belum pernah ngentot sama sekali paling Cuma onani doang di kamar habis itu udah dan sekarang aku berada di sini di samping cewex yg cantik apalagi bidan pasti pengalamanya udah banyak walau umurnya bru 23,,

Dan ternyata dia juga belum pernah ngentot sama sekali alias masih perawan beruntungnya aku dalam hati berkata..,dan tidak lama kemudian dia membuka celana dalam ku dan dia melolong seakan takjub melihat penisku yg sudah ngaceng di kelilingi otot2 yg besar , dia bertanya padaku,boleh ndak barang kamu ini aku mainkan, boleh asal kamu mau jadi cwex aku, iya aku mau karna kamu juga ganteng kog tony ,aku tersenyum ya udah silahkan jawabku ,dan setelah udah mendapat ijin dari ku,, novi udah tak sabar langsung memegang kepala penisku yg sudah mengkilap dan udah mebesar dari tadi dia mengocok ngocokkan penisku ah.. uh... ah... uh.?

Rintihku ke enakan di kocok kocok dan kemudian aku meminta dia untuk memasukan penisku ke dalam lubang mulutnya yg sexsi itu perlahan lahan penisku mulai di masukkan kedalam liang mulutnya di maju mundurkan,, aku tak kuat menahan permainannya di dalam mulutnya itu ahirnya ku tumpahkan mani pertama ku kedalam mulutnya novi,, dia bilang udah keluar mas iya nov aku sambil mendesih ah..uh...ah..uh...yeh..oyeh,,. habis permainanmu enak banged makasih nov, ah itu belum apa apa dia berkata’ baru permainan mulut belum juga permainan sebenarnya ntar kalu penis kamu udah masuk vagina ku itu baru permainan yg sebenarnya,, aku suka tuh kan dia pengalaman banget dalam hati brkata ok kita lanjut,,,’ .

Dan aku juga meminta kepadanya boleh ndak aku juga minta keperawanan mu ,boleh asal kamu juga bisa setia sama aku untuk selamanya,, iya aku pasti setia dan selalu akan menyayangimu nov ,’lalu aku membuka roknya sekarang lebih jelas CD nya yang udah basah aku memainkan di permukaan CD nya yang halus kliatan sedikit vaginanya di dalam CD nya yg berwarna pink itu dan udah basah ketika dia udah masturbasi pertama tadi dan agak licin aku pegang aku gesek gesekan telapak tanganku ke pusat lubang klistorilnya dia ke enakaan kamu pintar banged mas tanpa aku hiraukan aku terus menggesek gesekan telapak tanganku ke seluruh bagian vagina keperawanannya ahirnya ke dua kalinya ia masturbasi ah ,..ah..erangan yg panjang, enak mas,.. ,

Lalu kubuka semua yg masih nempel di tubuhnya, dan aku pun juga, pakainku di klucuti oleh novi kini kita berdua tanpa sehelai kain pun, aku mulai lagi mengulum bibir merahnya yang sexsi itu dan memainkan kedua puting susunya aku remas remas ke dua susunya yg super besar itu putingnya yg kemerah merahan pink itu dan buah dada yg besar putih mulus sungguh membuat aku semakin liar aku emut pentilnya aku remas2 payudara nya, dan lidah ku mulai liar menuju bawah dari puting ke pinggang dari pinggang ke paha dan aku jilati pahanya dari paha ke kaki dia kegelian ke-enakan sudah setengah tak sadar aku kembali ke atas sedikit yaitu pas berada di vaginanya yg tanpa tumbuh rambut di situ keliatanya sih abis di cukur keliatanya dia juga suka merawat diri yaiyalah dia kan bidan dalam benakku berfikir,,
Oh indah nya surga ini Vagina yg begitu empuk kenyal besar kulit luar vaginanya berwarna putih mulus dan dalam vaginanya berwarna kemerah merahan pink (atau merah jambu)dan kedua pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan ke kiri dan ke kanan kini keliatan semua dalam vaginanya aku jilati klistorilnya dia sungguh merangsang ku sodok sodok kan lidahku ke liang vaginanya maju mundur,, ah., uh.. ah,. Uh,. Ah,.

Kumainkan jari tengah ku dan kumasukan ke kedalam vaginanya ku maju mundurkan terasa jari ku basah banged di dalam liang keperawanannya ku cari G-Spot nya tak jauh dari luar vaginanya Cuma bejarak 3-4 centi, saat ku sentuh dengan jari tengahku dan ku mainkan pas pada G-Spot nya novi Merangrang mengglijang tak karuan beberapa kali aku mainkan dan mejilati klistoris dan mengelus elus pas tepat G-Spot nya itu tak lama kemudian novi marstubasi kesekian kalinya ahhhhhhh erang panjang dengan desahan tak beraturan,,,dia bilang jangan siksa aku begini mas tony ‘enak banget,,,ahhhhhhh,uhhhh....,, cepat masukkan penis kamu kedalam vagina aku dan tanpa aku hiraukan dia juga udah ke enakkan dengan permainan tangan ku ini.

Dia tarik penisku dia masukkan penis aku kedalam vaginanya yang sudah bener bener basah penuh cairan maninya itu dikit demi sedikit aku masukkan ternyata masih sempit banged ku ulangi lg dikit demi sedikit aku coba masukkan lagi dia agak merintih sakit tapi karna labidonya itu udah basah banged kini penisku udah tertanam sepenuhnya kedalam vaginanya saat itu di menjerit keras aaaahhhhhhaaaahhhh.....,sakit dan aku rasa ada sesuatu yg mengalir menempel di ujung kepala penisku ternyata itu darah keperawanan novi,’ku cabut sebentar penisku ke luar dia elap penisku yg penuh dengan darah keperawanannya aku juga bersihin vaginanya novi dari darah keperawanannya itu,dan aku bilang ke novi aku sungguh cinta dan sayang kamu nov,, dia juga bilang aku juga.. maaf nov keperawananmu sudah aku ambil ‘’iya enggak apa janji dan pasti yah kalo kamu setia dan sayang novi sampai kapanpun hingga ahir menjemput kita ....

Pasti mas akan selalu setia dan sayang ama novi sampai mati sambil mendekam dan memeluk tubuh novi dan sedikit sedikit aku coba masukkan lagi penis aku yg udah besar ini kini dia berganti posisi dengan bantal aku taruh di bawah pinggulnya dan sedikit di atasnya sedikit demi sedikit aku masukan Mr M ku lagi ke dalam vaginanya kini sudah lebih lancar memasukkannya karna darah keperawanannya dan masturbashi tadi yg mengalir deras jd itu yg membuat aku sedikit lancar mengoyak ke dalam vaginanya kini permainanku yang sesunggunhnya aku maju mundurkan Mr M ku.. ah ,,uh...

Dia mendesah lagi enak banget mas penis kamu aku sungguh nyaman sama kamu ingin selalu di dekat kamu’ dia berbisik di telingaku,, iya sama sama’jawabku’ aku kulum bibirnya yang mungil merah itu sambil meremas remas payu daranya aku me maju mundurkan penis (peli)(mr M)atau (gathel) ke dalam vaginanya yang basah dan licin itu dia merangsang lagi dan mererang lagi ahhh ahhhh ahhh erangan yang panjang? dan aku pun juga mulai ingin keluar cairan maniku,, aku bilang aku mau keluar aku keluarin kemana nov , dia jawab ke dalam aja aku juga mau keluar,,

Ok, penis aku semakin aku genjot maju mundur ke dalam vaginanya semakin cepat dan cepat pluk pluk sura penisku dan vaginanya yang nempel tidak nempel tidak,,,,,,,ahhhhhhahirnya kenikmatan ini berakhir dengan sama sama mengeluarkan hasrat percintaan nafsu kita berdua 1 2 3 , novi aku keluar mas,ahhhhhh cairan mani dalam vaginanya berkali kali membentur kepala penisku Crut crut crut dan aku tabrak juga dengan air mani dariku menembus dinding rahimnya Crut crut crut ah ah ah ah novi begitu menikmati persetubuhan sex ini begitupun aku... kita berdua mengerang panjang aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh?,. Aku juga nov..ah uh ah uh auh ahhhhh,...’’’’’’’’,,,..kita berdua berbaring dia di bawah dan aku masih di atas dengan keadaan sekarang penis aku masih menancap di dalam vaginanya novi.

Sambil beristirahat sejenak merenungi apa yang sudah kita perbuat malam yang sunyi ini tanpa ada gangguan’’ terasa dunia ini milik kita berdua kita tertidur lelap dalam keadaan penisku masih menancap di vaginanya,. Dan pagi pun menyapa kita dengan keadaan penis aku masih menacap keliang senggamanya dan aku tarik sedikit keluar dan aku cabut dari dalam vaginanya perlahan ku tarik keluar. Tapi seakan novi tak mau melepaskan penis aku.

Dia memasukkan lagi penis aku kedalam liang vaginanya,aku bilang nov, dia bilang udah diem ternyata dia masih terangsang sebenernya aku juga masih terangsang ya udah lah aku jabani aja permainannya itu lagi dan beberapa detik kemudian aku dan novi mulai menglinjang dan mengerang lagi ternyata kami berdua masturbasi lagi ahhhhhahhhhhahhhhhh nov aku keluar aku juga mas, karna belum makan jadi cepet dah masturbasinya tapi aku dan novi satu sama lain sangat terpuaskan : simbiosismutualisme(sama sama menguntungkan)?
Dan aku cabut perlahan penisku lagi dan sebenernya novi masih menginginkan itu dan aku bilang nov udah dulu apa enggak kerja hari ini Besok juga ada hari hari lagi nov buat sex kita’ dia pun akhirnya mengerti iya udah kalo gitu dengan sedikit lemes dia menjawab sedikit ngambek sih sepertinya hehehe.. karna hasratnya tak terpenuhi hari ini..?dan aku janji ntar malam aku kesini lagi pasti akan puaskan kamu tunggu iya/ iya mas dengan senangnya,.. ? dan aku bilang makasih iya sayang kau telah memberi kenikmatan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, novi menjawab iya sama sama sayang kamu juga udah memuaskan aku. Sambil aku mencium keningnya bibirnya dan vaginanya... sekali lagi terimakasih sayang novi... novi pun tersenyum,,,,,,? Iya.

Dan hari hari kita sekarang di penuhi making love(ml) setiap kencan diner atau lain halnya pasti kita selalu making love... atau ngentot’ entah itu pagi atau siang dan juga entah tu malam . kita berdua selalu tak pernah henti menyalurkan hasrat kita,.kini sex jadi jalan alternatif kita untuk selalu setia dan untuk menyayangi dan ini lah cara kami untuk saling setia dan sayang sampai ajal menjemput.

Karna kita berdua sudah ada komit ,,maka mulailah awal ngentot pertamaku itu dan pertama kali juga aku punya cwex karna slama ini aku blum pernah punya cwex,, awalnya mau pura2 konsultasi eh malah bener2 dapat apa yg aku mau,terima kasih tuhan,,,jd dapet dua duanya vaginanya dapet orangnya juga aku dapet.. dalam sehari kita langsung jadian di tempat tugas praktenya itu.memang benar keberuntungan pasti bisa kita dapat di mana saja ntah itu jodoh dll. Ini pengalamanku apa pengalaman kalian.... sampai jumpa?di cerita cerita selanjutnya.

Salam crot dari obatgagaljantung.web.id

Susahnya Perawanin Anak SMP

$
0
0
Susahnya Perawanin Anak SMP,- Ini pengalaman ku ketika aku baru lulus sma, waktu itu aku berpacaran dengan deviena gadis smp kelas 3 umurnya masih 14 tahun, tapi walaupun begitu dia sangat cantik putih dan bodynya semok dan wajahnya pun seperti anak sma kelas 2 aku memanggilnya viena. 

susahnya perawanin anak smp
Awalnya kita pacaran biasa-biasa saja kita pacaran setelah deviena pulang sekolah, aku menjemputnya di depan sekolahnya lalu mengajak dia nonton lalu mengantarnya pulang, setelah 2-3 kali aku jalan sama dia, dia menggoda ku untuk menciumnya. Ciuman pertama kami di lakukan di dalam bioskop. Sampai suatu hari aku mengejaknya ke sebuah kafe yang cukup nyaman untuk berpacaran. Tempatnya lesehan namun tertutup oleh hordeng yang membentuk dinding persegi yang mengelilingi kami dan ada beberapa bantal untuk santai dan dari sini lah cerita sesungguhnya di mulai. Di tempat ini kita sering datang untuk pacaran, pertama-tama kami biasanya memesan minuman lalu kami mengobrol setelah itu untuk mencairkan suasana kita berciuman, bibir deviena yang tipis dan berwarnya agak pink sangat menggoda di lengkapi rambut halus berwarna putih diatas bibirnya. 

Kami bisa menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk berciuman. hari-hari berikutnya aku ingin merasakan sensasi yang berbeda, aku tergoda oleh tubuhnya yang seksi dan buah dadanya yang cukup besar, entah sudah kali keberapa kami datang ke tempat itu aku berciuman dengannya ia menggunakan seragam smp nya, aku mulai mencium bibirnya yang tipis itu setelah lebih dari 5 menit aku dan deviena bermain bibir, ciuman ku pindah ke lehernya yang putih mulus, aku jilat lehernya dan aku merasakan helaan nafasnya yang tak beraturan berhembus dileherku lalu si deviena membalasnya di leherku, seketika penisku mengeras. 

Lalu Ku remas payudaranya yang masih kencang aku tak puas disitu saja, ku buka kancingnya dari atas tapi si deviena agak menolak dia menahan tangan ku dan bicara “kamu mau ngapain”, aku menjawabnya “aku hanya ingin melihat isi di dalamnya seperti apa aku ingin memuaskan kamu.” Tapi kelihatan iya masih tidak mau, aku posisikan iya ada di pangkuanku saling berhadapan, ku peluk tubuhnya diapun ke enakan dengan jilatanku di leher, jilatanku ku yang tadinya di leher perlahan turun ke dadanya. 

Aku dendah melepaskan tali BH nya tapi agak kesulitan dan iya pun gak menolak dan bicara “kamu mau ngapain?” ku bilang “aku mau liat, sebentar aja (dengan nada merayu)” tapi dia tetap tidak mau, lal aku angan saja BH nya ketas dadanya, dan disitu aku melihat pemandangan yang sangat menakjubkan, bentuk payudara yang masih segar langsung saja aku menghisap putingya yang belum tumbuh, ku jilat-jilat dan aku merasakan rambut tipis di sekitar putingnya nafasnya terengah "hhhhss..hhss" itu agak lama ku bermain lalu ku gigit putingnya lalu dia tersentak "aahhh.." lama kelamaan dia tak tahan karena kegelian, lalu mengajakku udahan untuk pulang mungkin dia takut. 

Namun ke esokan harinya kami ke tempat itu lagi dan melakukan hal yang sama. Tapi kali ini iya tidak mau membuka bajunya, tapi karena nafsu birahiku yang tak bisa ku tahan aku membuka resleting celanaku aku bilang begini lebih enak, karena batang penisku yang bersentuhan dengan dengan vaginanya karena dia menggunakan rok rample smp nya yang pangjang, saat aku berciuman dan dia di pangkuanku aku tak tahan tanganku bergerak sendiri mengeluarkan batang penisku dan memelorotkan CD ku lalu kepala penisku ku gesek” kan ke vaginanya yang masih memakai CD lalu dia mengeluh “ahhh..sakiiit” tapi aku terus menggesekannya "aauuuwhh..ahh". Lalu aku membaringkannya dan aku geser CD yang menutupi vaginanya namun dia menolak, “ihhhh aku gak mau” tapi aku rayu dia “aku Cuma mau liat gak akan aku masukin janji vie” akhirnya aku melorotkan CDnya aku melihat pahanya yang pituh mulus, lalu kepalaku berada diantara kedua pahanya dan wajahku berada di depan vaginanya aku bibir vaginyanya yang berwarna hitam yang tidak sama dengan warna kulitnya yang putih. Lalu aku menjilat vaginanya aku emut bibir vaginanya "aahsshh...ahhhh" ku mainkan klistorisnya "aauuuhh..ahhhhhh" namun iya kegelian “ahhhh gelii udahann” aku terus menjilatnya sampai iya mendorong kepalaku keluar apitan pahanya yang mulus. 

Dengan nada agak ngambek dia memintaku untuk berhenti, aku menghentikannya karna takut nanti dia ngambek. Lalu aku berciuman lagi dengannya dengan posisi dia ada di atas pangkuanku, aku masih merasa kurang puas karena penisku sudah gatal tak sabar ingin langsung memasukannya saja ke dalam vaginanya deviena. Tapi karena dalam posisi itu kurang leluasa memasukan penisku aku sengaaja telentang sambil berciuman lalu ku jilati lehernya dengan posisi deviena diatas tubuhku tangan kiri ku memegang batang penisku lalu ku gesekan penisku ke vaginanya "aaaahhh...aaahhhh..aiihhhh sakiit". Aku merasakan vaginanya yang sudah agak basah sambil ku kocok_kocok penisku dan ku gesekan ke vaginanya sambil mencuri-curi ku dorong ke dalam vaginanya. Tapi sangat sulit memasukan penisku karena vaginanya yang masih perawan.

Aku merasakan sperma ku hampir keluar, aku langsung bangun dan aku suruh dia menghisap penisku, pertama deviena menjilat-jilat penisku dia masih ragu untuk mengulum penisku, tapi aku paksa sedikit dengan memegang kepalanya dan ku dorong sampai penisku masuk ke mulutnya aku merasakan kenikmatan saat penisku masuk di sela-sela bibirnya dan menyentuh lidahnya, aku suruh dia memainkan lidahnya lalu ku ayunkan kepala deviena ke atas dan kebawah dan akhirnya dia mengerti carannya aku diamkan agar dia mengeksplorasi penisku sendiri. Sampai aku merasakan spermaku mau keluar baru aku pegang kepalanya dan aku cepatkan ayunan kepalannya sampai akhirnya creettt..creettt nikmatnya ku tahan kepalanya aku tahan kepalanya agar dia menelan spermaku tapi dia memberontak dan ingin mengeluarkan spermaku tapi akhirnya spermaku di telannya. Aku langsung melepas kepalanya lalu dia langsung menyergapku dan memeluk ku wajahnya nampak ketakutan. Aku peluk dia dengan erat untuk menenangkannya lalu aku menciumnya. Akhirnya aku rapikan celanaku dan aku pun pulang, dan melanjutkan permainan keesokan harinya..

Cerita lainnya : Cerita Esek Esek Terbaru

Nenekku, Pemuas Nafsuku

$
0
0
Nenekku, Pemuas Nafsuku,- Kali ini, aku akan menceritakan pengalaman nikmatnya bersetubuh dengan nenek sendiri. Walaupun sudah nenek-nenek, tapi nenekku ini masih montok karena dia rutin meminum jamu.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.co.id/
Nek Wiwa, begitu aku selalu memanggilnya. Dia adalah ibu dari emakku. Umurnya sudah 49 tahun. Ketika kejadian itu, aku berusia 16 tahun. Emak-ku menikah dalam usia 19 tahun. Aku adalah anak tunggal dari emakku. Sejak kakekku meninggal dunia empat bulan lalu akibat lalu lintas, aku tinggal bersama nenek-ku untuk memaninya. Sebagai cucu tertuanya, aku sangat dimanja. Sedikit saja aku sakit, aku langsung dipijati. Bahkan kalau aku tidur, nenek suka nembang, menyenandungkan lagu-lagu tradisi yang merdu dan indah.

Malamnya aku tidur bersama nenekku. Kami biasa tidur bersama dan aku selalu dielus sampai aku tertidur. Tapi malam ini, entah kenapa aku menjadi terangsang. Mungkin setelah nonton BF di tempat teman ssore tadi. Saat aku memeluk nenek, aku merapatkan tubuhku padanya. Di pahanya tersenggol oleh penisku. Penisku langsung tegang, sebab adegan dalam BF masih terbayang di mataku. Nonton BF adalah kali pertama buatku. Perlahan kutundih paha nenek dengan pahaku. Walau sudah tua, nenek masih padat tubuhnya. Maklum dia seorang petani dan pekerja keras. Ah…terasa penisku semakin keras. Nenekpun memiringkan tubuhnya dan menindih kakiku dengan kakinya yang lain hingga kakiku berada di antara kedua kakinya. Saat dia mengelus-elus kepalaku, aku berpura-pura mendengkur. Lalu tanganku turun meraba buritnya dari balik dasternya. Wooowwww…nenek tidak memakai celana dalamnya. Sama seperti di atas, dia tidak memakai bra. Saat aku meraba buritnya, nenek mengecup keningku dengan lembut.
“Wah…anak lanang…” katanya penuh kasih sayang. Perlahan tanganku merayap dan kini sudah berada di paha nenek. AKui sudah meraba celoah buritnya.
“Heeehhh…ngelindur,” kata nenekku perlahan. Aku mau tertawa, karena nenekku mengira aku sedang mengigau dalam tidurku yang pulas. Nenek menghentikan sapuannya pada kepalaku. Kini nenek sudah terbaring terlentang. Seiring dengan itu,tanganku sudah berada di bawahperutnya dan terkena jembutnya. Perlahan kuraba jembut itu dan nenek tampaknya diam. Dengan semakin berani, aku mengelus-elus jembut nenekku, sembari terus sesekali mengeluarkan suara dengkuranku yang teratur. Saat nenek mau mengangkat tanganku, aku mengeluarkan kata-kata:” Nina sayang…”
“La…nak lanang…nak lanang. Pacarmu namanya Nina…ya…?” kata nenek perlahan. Aku sengaja memanggil nama Nina teman sekelasku yang cantik kaya bidadari, karea aku memang naksir padanya.
Tanganku terus menelusup ke lubang pagina nenek dan mempermainkan jariku di sana. Nenek menjepitkan tanganku dengan kedua pahanya. Kini jariku sudah berada didalam lubang nenek dan menyentuh sesuatu benda kecil. Aku merasakan nenek menggelinjang dan mengeluarkan suara desissan. Perlahan, nenek merenggangkan jepitannya pada tanganku. Aku semakin leluasa mempermainkan jariku di lubang nenek. Aku merasa lubang itu semakin licin dan basah. Nenek pun selallu mengeluarkan suara desisan. Dengan tak sabar, aku menaiki tubuh nenek. Dengan kedua kakiku kukangkangkan paha nenek. Dengan cepat kupelorotkan celaa pendekku bersama ceklana dalamku sekalian. Kuraba lubang nenek da kutuntun penisku memasuki lubang nenek. Bleeesss, penisku begitu cepat memasuki lubang itu.
“Woooaaaaaalllllaaaaahhh…” nenek menggumam. Aku mulai memompa penisku ke dalam lubang nenek. Setelah beberapa kali aku memompa luibang nenek dengan penisku, aku merasakan nenek mulai merespons-ku. Nenek sudah ikut menggerak-gerakkan tubuhnya dari bawah. Nenek mendesis. Aku semakin semangat memberikan pompa penisku ke dalam lubangnya yang semakin basah, licin dan hangat. Sambil memompa nenek, aku membayangkan sedang menyetubuhi Nina gadis cantik sekelasku yang aku sudah jatuh cinta padanya.
“Nina…ninnnnaaaa….” kataku di telinga nenek.

“Ayo goyang terus Nina sayang….” kataku. nenek justru mengikuti perintahku. Nenek mengoyang tubuhnya dari bawah dengan cepat. Kini nenek sudah menjepitkan kedua kakinya di pinggangku. AKu terus memompanya, sampai aku mencengkerang rambutnya. Nenek membalas memelukku dengan kuat. Aku sudah tak kuasa menahan gejolak dari dalam tubuhku. Kami saling berangkulan erat sekali. Lalu…crrooootttt….crooot…crooottt…spermaku keluar dengan deras. Saat itu nenek pun bercericau :” ohhhh…sssstttt….aaahhhh….” dan aku pun merasakan ada cairan panas membasahi penisku.
Nenek mulai melemaskan kedua kakinya dari jepitannya pada pinggangku. Penisku pun mengecil dan lepas dari lubang pagina nenek. Perlahan, aku di tolaknya ke sampingnya. Aku pun terus berpura-pura tidur. Nenek melap penisku dengan dasternya dan memakaikan celanaku dengan rapi, lalu dia ke kamar mandi. AKu mendengar suara air menceboki paginanya.
Setelah nenek kembali ke kamar , dia menyelimuti tubuhku dengan kasih sayang, lalu dia tidur di sisiku.
Pagi-pagi, nenek membangunkanku untuk mandi, karean aku harus sekolah. Aku segera mandi ke kamar mandi dan berpakaian sekolah. Sebelum ke sekolah, aku sarapan dulu dengan nenek. Waktu makan nenek tersenyum dan berkata:” Kamu sudah dewasa cah lanang, tak boleh tidur bersama nenek lagi, ya” katanya. Aku diam dan menundukkan kepala karean malu.
“Kamu baru beberapa bulan tinggal sama nenek, sudah punya pacar. Namanya Nina, ya” tanya nenek. Aku merasa tersudut. Mungkin nenek menyindirku. Kuberanikan diri menjawab.
“Kok nenek tahu pacarku Nina, nek?”

“Tadi malam kamu tidur mengigau, panggil-panggil nama Nina,” katanya. AKu tersenyum dan Nenek juga tersenyum sembari membelai tengkukku.
Selesai makan, aku jengambil tas sekolahku. Saat mau pergi sekolah aku menyalami nenekkku dan mengatakan kepadanya:” Nanti malam kita ulangi lagi ya Nina sayang…” kataku tersenyumj.
“Eh…berarti tadi malam kamu tidak mengigau ya,” kata nenek malu. Aku diam saja dan pergi ke sekolah.

Di sekolah, rasanya aku ingin cepat kembali pulang. Kejadian tadi malam terasa bagitu indah bagiku. Aku telah bersetubuh untuk pertama kali dengan nenekku. Aku ingin mengulanginya kembali, tapi tidak dengan berpura mengigau. Dengan kenyataan. AKu sedang berpikir keras bagaimana caranya. Tapi aku harus berani. Toh nenek tidak akan melaporkanku kepda emak dan ayahku, karean aku cucu kesayangannya dan nenek
pasti malu melaporkannya.
Sesampai di rumah, aku langsung makan, Kemudian aku menyusul nenek ke ladang. Nenek sedang panen padi, jadi aku harus membantunya. Benar saja, nenek sedang sibuk memanen padinya dan aku segera turun tangan. Tanpa disuruh aku mengerjakan apa yang harus kukerjakan dengan baik. Nenek senang sekali aku selalu membantunya dalam berbagai pekerjaan apa saja.
Matahari mulai bersender ke arah barat. Suara adzan sudah terdengar. Kami bersiap untuk pulang dan aku akan memikul panenan nenek sebagian, dan sebagian lagi kami tinggal di dangau. Tidak akan hilang, karena orang kampung selalu berbuat seperti itu. Setiba di rumah, aku segera mandi membersihkan diriku dan nenek bersiap menyediakan hidangan makan malam kami.
Pukul 20.00, kami makan malam bersama. Seusai makan, nenek membersihkan meja makan dan mencuci piring ke dapur sementara aku menonton TV acara kesayanganku.
“Besok, panen kita sudah bisa dijual sebagian. Aku sudah panggil pak Min untuk membelinya,” kata nenek. Aku minta nenek tidak menjualnya sebelum aku datang, biar aku ikut menyaksikan pak Min menimbang padi yang sudah di panen. AKu tak mau nenek ditokohi pak Min yang lintah darat itu. Nenek tersenyu dan menyetujuinya.
Pukul 22.00 nenek minta izin tidur duluan. Aku segera mematikan TV dan mengatakan mau tidur juga karena kelelehan. Aku menyusul nenek ke kamar. Tapi kata nenek sejak malam itu, aku tak boleh lagi tidur dengannya. Aku berkeras harus tidur dengan nenek.
“Aku tak mau ditiduri seperti tadi malam. Ternyata kamu tidak mengigau,” kata nenek marah.
“Apa bedanya mengigau dengan tidak mengigau. Yang jelas aku kepingin…” kataku berkeras. Kudorong nenek ke dalam kamar, lalu kukunci pintu.
“Cah…lanang….(begitu nenek selalu memanggilku) aku ini nenekmu,” katanya. AKu tak menjawab. AKu langsung memeluknya dan memaksa mengecup bibirnya, seperti yang selalu kami diskusikan dengan teman-teman, bagaimana cara beciuman dengan perempuan. Aku memang sejak dari kamar mandi hanya memakai celana pendek longgar dan T-shirt saja, tanpa celana dalam. Kupeluk nenek dan kucioumi bibirnya. Kuraba teteknya yang tidak memakai bra. Kutelusuri burotnya, ternyata juga tidak memakai celana dalam. AKu terus meraba teteknya dan meremas-remasnya sembari terus menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dari ujung bawah dastrernya kunaikkan daster itu. Dengan setengah paksa, kulepas daster nenjek, sampai nenek telanjang.
“Eh…kamu…” kata nenek membentakku. Aku tak perduli. Toh dia sudah telanjang di hadapanku. Sambil terus menciuminya dan meraba teteknya, sebelah tanganku melorotkan celanaku sampai lepas. Kini tinggal T-Shirt ku dan tak lama, juga sudah kulepas. Kini aku dan nenek sudah telanjang bulat.
Berkat jamu ramuan nenekku, teteknya masih terasa kenyal dan tubuhnya juga masih terasa padat. AKu menjilati leher nenek lalu aku menisap teteknya. Aaaahhhh…..katanya mendesis. AKu terus melakukannya, sampai nenek mulai memelukku dan tanganku sebelah sudah meraba-raba paginanya.
Perlahan, aku menggiring nenek ke tempat tidur dan menidurkannya di tempat tidur. Aku masih berdiri di sisi tempat tidur. KIni lidahku sudah menjilati perut nenek sembari tanganku sebelah masih terus meremas teteknya. Lidahku turun ke pusatnya dan terus ke bawah sampai ke jembutnya. Lalu kukangkangkan kedua kakinya dan menjilati paginanya.
“Ah…jangaaaannn….jjijik…” kata nenek. Rupanya antara nenek dan kakek dulu tak pernah melakukan oral seks pikirku. Dasar wong ndeso. AKu tak perduli dan terus memasukkan lidahku ke dalam paginanya, tempat darimana emakku dulu dilahirkan. Nenek menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke dalam paginanya. Kedua kakinya sudah berada di punggungku melalui bahuku. AKu terus menjilatinya. Sampai pagina itu basah. Dan nenek mendeswis-desis dan berkata:” sudah…dimasukkan saja..ce…ccceee…paaaatttt,” pintanya. Aku senang atas permintaan nenekku itu. AKu langsung menaiki tubuhnya dan kuraih tangan nenek untuk menggenggam kontolku dan meletakkan persis di lubang paginanya. Begitu tepat, aku tinggal menekan saja. Blesss….kontolku memasuki liang nenekku.
“Oh….” hanya itu yang keluar dari mulut nenekku. Lalu nenek mulai mengoyang tubuhnya dari bawah, sementara aku menciumi bibirnya dengan gemas. Nenek mengarahkan mulutku untuk mengisap teteknya dan melapaskan bibirku dari bibirnya. AKua mengikuti kehendak nenekku tersayang itu. Aku mengisap-isap tetek nenek dan mengigitnya perlahan-lahan membuat nenek kembali mendesis-desis kayak suara ular. Denagn sekuat tenaganya, nenek membalikkan tubuhku. Kini posisiku sudah berada di bawah nenek. Nenek duduk dengan mengangkangkan kedua kakinya di sisi tubuhku. Dia duduk di atasku, dengan kontolku tertanam dalam di dalam paginanya. Nenek meletakkan kedua tangannya di dadaku dan dia dengan buasnya mengguyang-goyangkan buritnya, membuat kontolku menyentuh-nyentuh bagian yang terdalam di dalam liangnya. Kugenggam kedua teteknya dari bawah dan kuremas-remah.
“Remas yang kuat sayang,” katanya. Aku melakukannya, sementara nenek terus menggiyang-goyang buritnya di atas tubuhku. Mulutnya terus mengeluarkan suara desisan…sssstttt….ssssttttt…aaaahhhhhhhssssstttt…wwooohhhh. Aku tak mengerti arti desisan itu. Yang kutahu nenek sedang menikmati persetubuhan kami. Tiba-tiba nenek menjerit agar kuat. Aaaaaaaaahhhhhhh!!!! Dia berhenti menggoyang tubuhnya dan menekan kuat-kuat buritnya, membuat kontolku benar-benar tersandung sesuatu di dalam sana. Lelehan lend*r panas membasahi kontolku. Setelah itu nenek rebah di atas tubuhku dengan lemas.
Kini aku yang membalikkan tubuh nenek. Dan nenek sudah berada di bawah tubuhku. Kuangkau kedua kakiknya di bahuku. aku mulai menggoyang kontolku maju-mundur. Aku melihat kedua tetek nenek ikut bergoyang-goyang. Nenek masih lemas tak mampu memberikan perlawanan apa-apa. Nafasnya tersengal-sengal. Aku harus cepat mengakhirinya. Kata orang, kalau terlalu capek bersetubuh, justru jantung bisa berhenti berdenyut. Dan…aku melepaskan spermaku beberapa kali di dalam liang nenek.
Kini aku yang memeluk nenek. Setelah 10 menit, kami sama-sama membersihkan diri ke kamar mandi. Lalu kami tidur pulas dengan telanjang ditutupi selimut.
Entah kenapa, tengah malam aku terbangun. Gesekan kulit kami, membuat kontolku bangun lagi. Maklumlah ketika itu usiaku baru 16 tahun, masih mau-maunya. Perlahan kubuka selimut dan kukangkangkan kedua kaki nenekku. Lalu perlahan kumasukkan kontolku dan memompanya. Aku mendengar suara dengkur nenekku keras sekali. Aku tak perduli dan terus memompanya dengan cepat sampai sampai akhirnya nenekku terbangun.
“Oh…kamu ngentoti nenek lagi?” tanya nenek. Aku diam saja dan terus memompanya.
“Nenek capek…” katanya.
“Enggak apa-apa nek. Nenek diam saja,” kataku. Dan nenek pun memejamkan matanya. Aku terus memompanya. Nenek hanya mengeluarkan desis-desis halus saja. Nyatanya nenek menikmati juga, pikirku. Sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku lagi di liang nenek.
Paginya setelah mandi, aku langsung sarapan. Nenek duduk disampingku.
“Awas, kalau kamu cerita kepda orang lain. Nenek sudah tua. Nenek malu,” katanya. Aku meganguk pelan tanda setuju. Seusai makan, aku ke kamar mengganti pakaian. Ternyata nenek sedang bertelanjang bulat, mau memakai dasternya. AKu tak tahan melihatnya telanjang. Aku memeluknya dari belakang dan menjilati tengkuknya. Dari belakang aku meremas-remas teteknya.
“Sudah…nanti malam lagi. Nenek mau ke pasar belanja keperluan kita minggu ini,” katanya. AKu tak perduli. Aku terus menciuminya dari belakang. Kulepas handuk yang melilit tubuhku, hingga aku telanjang bulat juga jadinya. Akhirnya nenekku menyerah dan membalikan tubuhku serta memelukku. Kami berpelukan dan saling memagut dan lidah kami sudah bermain di dalam dailam rongga mulut nenekku. Kutuntun nenek ke tempat tidur da aku merebahkan diriku. Kuminta nenek untuk mengisap kontolku. Mulanya nenekku yang wong ndeso itu tidak mau. Kubujuk agar dia mau. Nenekku mengalah dan mencoba mengulum kontolku dan menjilatinya sampai akhirnya dia memasukkan semua kontolku ke dalam mu;lutnya. AKu kegelian, sesuai apa yang selalu aku dengar dari teman-temanku. NIkmat sekali. Karean baru pertama akali kontolku diisap-isap begitu, aku tak mampu menahan nafsuku. Aku melepaskan spermaku di dalam mulut nenekku. Banyak sekali dan memintanya untuk menelannya. Nenek mengikuki.
“Sudah…???” katanya tersenyum. Aku tersenyum juga. Katanya nenek segera ke pasar membeli kebutuhan kami seminggu dan membeli ramuan jamu, agar dia tidak hamil. Umur 49 tahun masih bisa hamil, karean haid nenekku katanya, masih lancar. Nenek pun pergi ke pasar. Karean sudah terlambat, aku minta izin untuk tidak sekolah hari itu. Nenek mengizinkanku bolos tapi satu hari itu saja. Awas kalau bolos di hario-hari lain, ancamnya sembari pergi meninggalkanku sendirian di rumah. Sekian ceritanya, semoga tegang hehe :D

Kuperawani Adik Tiriku Yang Masih Remaja

$
0
0
Kuperawani Adik Tiriku Yang Masih Remaja,- Namaku Agus, singkat cerita aku memiliki adik tiri dari seorang duda beranak satu yang menikah dgn ibuku. dan ibukupun seorang janda beranak satu, yaitu aku.

http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.co.id/
Adik tiriku namanya gadis, di mempunyai perawakan yang bagus seperti ibu aslinya, tinggi putih dan montok. Memang dari kecil aq sudah sering bersama-sama. pada saat kecil si memang tidak ada rasa apa2. tapi lama kelamaan, setelah bertambahnya umur, dan payudaranya pun tumbuh, kelas 6 sd payudaranya udah tumbuh, dia sering mandi dgn bertelanjang dada. tidur pun hanya menggunakan celana dalam,
pada saat itu aq masih duduk di bangku smp kelas 2.

Pada suatu hari, entah kenap aku sangat terangsang melihat buah dada adiku pada saat tidur. hatiku bergejolak tidak karuan. penisku mengeras. tak sadar aku mulai memegang payudaranya, sunggung nikmat yang kurasakan. keremas-remas perlahan, putingnya yang masih baru hanya berwarnya merah pucat,
“abang ngapain”, aku terperanjat tampa basa basi kuterjang dia, seolah-olah aq hanya bercanda….

Karena kami sering bercanda, lama kelamaan bercanda aq mulai kelewatan, setiap hari kuremas-remas payudara adiku, dia pun hanya membalas dgn pukulan dan senyum, karena dia belum mengerti dgn artinya sex.

Setiap malam aq datang kemarnya hanya untuk mengisap dan meremas remas payudaranya, dia pun lama kelamaan suka dgn perlakuanku.

Dia beranjak dewasa setelah memasuki jenjang smp. badannya makin montok, payudaranyanya bertambah besar, mungkin karena sering kuremas dan kuisap.

Pada suatu hari, kebranikan diri untuk menyentuh vaginanya.
dia terkejut.
“jangan bang, geli”
merasa dia tidak marah. aku mulai mempermainkannya. ia meronta.
tp karena aku laki2 dan dia kalah kuat. dia pun hanya bisa meronta2 saat kumainkan vaginanya. sampai akhirnya dia menangis.

Mulai saat itu, dia sudah tidak mau berhubungan dgnq, tidak mau lg bercanda yang padahal cuman penyaluran nafsuq.

Setelah sekian lama, dia sudah tidak marah dgnku, tp dia sekarang lebih liar, sering bertanya hal2 tentang sex kepadaku,
aku pun tidak habis pikir,
kuambil dvd porno simpananku, dan ku tonton bersama adik tiriku.
kami berdua pun larut dalam nafsu yang terpendam.
setelah nonton kami pun kekamar.

Kucoba menyentuh payudaranyanya, dia hanya diam,
kucoba meremas perlahan.
terdengar bunyi..ssssttttttt
ternyata dia mendesah, dan menikmati perlakuanku,
tak sampai disitu, kucoba lg menyentuh paginya adik tiriku.
pertama2 dia menolak. langsung saja ku isap bibirnya. dia terkejut. dan melepaskan tanganku.
aq pun dgn puas memainkan vaginyanya dari luar celana dalam.
lama kelamaan kutanggalkan satu persatu pakainnya. dia pun sudah terjerat dalam nafsu, hanya bisa pasrah dgn kelakuanku.
kulumat payudaranya, di pun meranjing2 ke’enakan.
sssttt…enak bang,,,,
isep yang kuat bang…sebelahnya lg bang….

Kucoba memasuk jariku kedalam vaginanya yang ternyata sudah basah.
aaahhhkkkk. dia kesakitan. kucabut. dan kucaba lg perlahan-lahan…
ia bang, pelan2 aja bang….
ku kocok2 perlahan vaginanya. sampai akhirnya lobangnya tidak lg sempit. cukuplah untuk seukuran jariku.

Setelah sekian lama bercumbu, akupun memasukan penisku kedalam vaginanya…
arrgghhh….dia mengerang….
aq pun tidak mau mengalah…kucoba lg…akhirnya penisku masuk setengah kedalam vaginanya….dia terlihat kewalahan dan terlihat meringis menahan rasa sakit….melihat itu aq pun mencabut perlahan penisku…
jantungku bergetar, hatiku miris, melihat darah keperawanan adik tiriku mengalir oleh karena ulahku sendiri…

Ayo bang…kok berhenti…aq terkejut,,,permintaan itu membangkitakan nafsu birahiku lg. aku pun dgn semangat memasukan penisku, walah hanya setengah, kerena vagina anak smp yang teramat kecil
aq pun menggenjotnya secara perlahan…
ah ah ah…..cumam itu yang terdengar di mulut kecilnya….
sekian lama menggenjot….batas penisku pun mulai masuk sepenuhnya kedalam vagina adik tiriku,,,,

Terus bang,,,,,lagi bang,,,yang cepat…..
enak bang….
aq pun menggenjot tambh capat. tangannya mencakar2 punggungku. serasa mau robek saja punggungku…
aaahhhhhh… oh oh oh….
kayakya dia merasakan apa yang dinamakan dgn orgasme…..
melihat dia orgasme…nafsuku tambah naik…aku mulai mnggenjot lebih cepet….
ah ah ah ah..erangku…aq pun merasakan orgasme juga….
kutumpahkan spermaku di dalam vaginanya….

Dia yang terlelah karena orgasme terperanjat…ah ah ah…
apa ini bang…..hanya air kataku….
Kami pun akhitnya tertidur….dan sampai sekarang masih sering melakukan itu….

Vig Power Capsule, Obat Kuat Pria Tahan Lama

$
0
0
Vig Power Capsule adalah obat kuat pria yang terbuat dari bahan-bahan herbal alami tanpa bahan kimia. Cara kerja sangat efektif menambah stamina pria diatas ranjang, sehingga pasangan dapat terpuaskan. Dijamin kuat, keras, dan tahan lama.

Vig Power Capsule, Obat Kuat Pria Tahan Lama


http://ceritaesekesekterbaru.blogspot.com/2016/05/vig-power-capsule.html
Barangkali sebagian besar dari Anda sudah pernah mendengar atau bahkan sudah mengetahui apa itu Vig Power Capsule. Ya, obat kuat ini merupakan salah satu produk herbal terlaris saat ini, bahkan bisa dikatakan sebagai obat kuat herbal paling dicari. Hal itu tidak mengherankan karena khasiat dari obat ini sangat ampuh untuk mengatasi segala macam keluhan pria dewasa.

Khasiat Vig Power Capsule adalah untuk menambah keperkasaan pria saat berhubungan intim, menambah stamina sehingga dapat bertahan lama saat bercinta, mengatasi masalah ejakulasi dini, lemah syahwat, mani encer, dan impotensi. Selain itu, masih banyak khasiat lain dari Vig Power Capsule yang sangat bermanfaat untuk kaum pria, khususnya yang ingin memberikan kepuasan pada pasangan.

Vig Power Capsule sangat ampuh untuk membantu kaum pria dalam hal menyehatkan organ intim, menambah kesuburan dan meningkatkan kualitas sperma, mengatasi lutut lemas dan kopong, membuat pria menjadi perkasa saat bercinta. Selain untuk masalah vitalitas, ternyata obat kuat herbal ini sangat bermanfaat juga untuk mengatasi sakit pinggang dan menyehatkan ginjal.

Jika obat ini dikonsumsi secara rutin, maka akan otomatis menambah keperkasaan Anda dan juga membuat istri semakin lengket dengan Anda. Vig Power Capsule bekerja dengan cepat meningkatkan stamina pria berkali-kali lipat, sehingga Anda bisa bertahan selama berjam-jam. Dengan begitu, istri akan merasa puas dan ketagihan berhubungan badan dengan Anda.

Perlu diingat, bahwa hubungan ranjang merupakan salah satu penunjang keharmonisan dalam suatu rumah tangga. Jadi, jangan biarkan masalah ranjang menjadi penyebab keretakan rumah tangga Anda. Oleh sebab itu, Anda perlu mengkonsumsi obatu kuat herbal Vig Power Capsule untuk menjaga hubungan Anda dengan istri tetap harmonis.


Informasi produk

Nama ProdukVig Power Capsule
Isi6 Kapsul
HargaRp. 230.000,- /botol
LegalitasBPOM RI TI 124346481 dan halal MUI
KomposisiChinese Yam, Fruit of chinese wolfberry, Radix rehmaniae praeparata, Semen Cuscutae, Tree peony bark.
Cara KonsumsiSehari 1 kapsul dengan air hangat, 30 menit sebelum berhubungan.
Pendaftar & ImportirPT. Target International Group – DKI Jakarta, DKI Jakarta
ProdusenWorld (Tianjin) Nutrition & Health food Co., Ltd. – China
Kode ProdukVIG-RR

Hati-hati terhadap penipuan!!!

Sekarang banyak beredar Vig Power Capsule Palsu dengan harga murah. Apabila Anda menemukan Vig Power Capsule dengan harga dibawah Rp 230.000 maka dipastikan itu merupakan BARANG PALSU. Harga resmi Vig Power Capsule adalah Rp 230.000 per botol.

Vig Power Capsule merupakan produk terstandar Internasional yang sudah beredar di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Jadi, tak heran kalau Vig Power Capsule memiliki kualitas yang baik untuk mengatasi segala macam keluhan pria dewasa. Khasiatnya sendiri sudah dibuktikan langsung oleh konsumen kami. Berikut ini beberapa diantaranya :

Nama : Slamet Widodo
Umur : 45 tahun
Propesi : Pekerja Swasta

Saya sebenarnya tidak bermasalah dengan kehidupan seksual saya selama ini, berhubungan dengan istri rutin bisa sekali atau dua kali dalam seminggu, tapi yang namanya laki-laki normal suka sekali dengan hal –hal yang berhubungan dengan vitalitas pria sehingga suatu saat saya ditawari rekan kerja untuk mengkonsumsi  Vig Power  Capsule dari Green World. Saya langsung tertarik hanya sekedar untuk mencobanya karena harganya yang terjangkau dan terbuat dari herbal alami tanpa efek samping , serta sudah terdaftar di BPOM RI. Dan setelah mencobanya memang sensasinya sangat luar biasa, saya rasakan yaitu Lebih Tahan Lama dan Lebih Keras, bahkan saya mengkonsumsi di waktu malam reaksi nya masih bisa dirasakan keesokan harinya, berkat Vig Power Capsule. Intensitas seksual saya pun lebih rutin bisa 3 sampai 4 kali berhubungan dengan istri dalam seminggu bahkan kadang istri sampai Kewalahan Untuk Melayani Saya. Terimakasih Green World dengan Vig Power Capsule nya !!!

Nama saya : Supriyanto
Usia : 48 tahun
Alamat : Jl. Menteng No.60 RT 01 / RW 09 kel. Lagoa – Jakarta Utara

Saya minum 1 kapsul vig power sekitar 1 jam sebelum melakukan hubungan suami istri. Alhamdulillah hasilnya dahsyat. Istri saya merasakan kepuasan yang luar biasa.
Reaksi yang saya rasakan, lancarnya peredaran darah ke seluruh tubuh terutama ke penis. Penis mengalami ereksi secara otomatis
Untuk perawatan tiap hari saya juga konsumsi kidney care capsule for man 2×2 kapsul, sehingga hasilnya bisa maksimal saat minum Vig Power Capsule.

Dengan adanya testimoni seperti diatas, maka sudah terbukti bahwa Vig Power Capsule memang sangat ampuh untuk vitalitas pria dewasa. Oleh karena itu, Anda tidak perlu ragu lagi untuk memesan produk herbal ini kepada kami. Cara pemesanan Vig Power Capsule sangat mudah, Anda tinggal mengirimkan SMS dengan format seperti berikut ini :

Ketik:

VIG-RR : Jumlah pemesanan : Nama lengkap : Alamat lengkap : No.Hp / Telpon

Kirim ke 0821.1960.2100

Contoh:

VIG-RR : 4 Botol : Abdul Majid : Jl Perubahan no 20 Kel. Cisadang Kec. Cipedes, Kota Tangerang, Banten : 0825643154xxx

Kirim ke 0821.1960.2100

*Setiap pemesanan harus mencantumkan kode VIG-RR

Untuk pemesanan 1-2 botol akan berlaku sistem Barang Sampai Baru Bayar. Dimana Anda dapat melakukan pembayaran setelah barang Anda terima. (syarat dan ketentuan berlaku)

PROMO MENARIK!!!

PEMESANAN VIG POWER DIATAS 6 BOTOL AKAN MENDAPATKAN DISKON BESAR DAN POTONGAN ONGKOS KIRIM. PESAN LEBIH BANYAK LEBIH HEMAT.

PROSES PENGIRIMAN BARANG CEPAT, PRIVASI TERJAGA, GARANSI UANG KEMBALI APABILA PESANAN TIDAK SAMPAI.

Cerita Esek Esek Terbaru

$
0
0
Cerita Esek Esek Terbaru selalu menjadi topik paling dicari pada mesin pencari Google setiap harinya. Memang, masyarakat kita selalu tertarik dengan segala hal yang berbau seks, termasuk cerita esek esek. Disini akan kami bahas segala hal tentang cerita esek esek.

Dunia esek esek seolah menjadi topik yang sangat menarik untuk dibahas. Tak hanya kaum pria saja, kaum wanita juga tidak sedikit yang penasaran dengan dunia esek esek. Bahkan, tidak melulu orang dewasa yang sudah menikah, bahkan para remaja yang belum saatnya untuk mengetahui tentang seks, semakin banyak yang mencari informasi mengenai hubungan seks.

 

Dampak makin canggihnya teknologi, kini semua orang bisa mengakses internet untuk menggali informasi mengenai esek esek. Bahkan, yang sekarang menjadi trend adalah membaca cerita esek esek yang tak kalah menegangkannya dengan menonton film biru. Cerita esek esek memang menarik untuk disimak, dan tujuan membaca cerita dewasa adalah untuk membuat tegang organ kelamin.

Jika niat Anda untuk membuat organ kelamin tegang setiap saat, kami akan menawarkan solusi terbaik selain dengan membaca cerita esek esek. Apakah itu? jawabannya adalah obat kuat herbal Vig Power Capsule. Mengapa kami menawarkan Vig Power Capsule? Agar Anda tegang setiap saat ketika Anda inginkan, terlebih saat bercinta dengan istri sampai membuat istri ketagihan.

Vig Power Capsule, Obat Kuat Khusus Dewasa Untuk Membuat Istri Ketagihan



Sebenarnya apa tujuan kami menawarkan Vig Power Capsule kepada para pembaca Cerita Esek Esek sekalian? Tujuan kami adalah untuk membantu Anda mendapatkan kepuasan seksual dengan sang istri. Coba Anda pikirkan, apa manfaat membaca cerita esek esek? Tidak ada. Nah, kini Anda bisa tegang tanpa harus membaca cerita esek esek yaitu dengan Vig Power Capsule.

Vig Power Capsule adalah sahabat para pria dewasa. Mengapa demikian? Karena obat kuat herbal ini mampu mengatasi berbagai masalah yang menyerang pria dewasa, seperti kurang bergairah, ejakulasi dini, lemah syahwat, disfungsi ereksi, loyo, sperma encer, dan kurang subur. Semua masalah pria dewasa yang mengganggu dapat diatasi hanya dengan satu solusi yaitu Vig Power Capsule.

Manfaat Vig Power Capsule:

  • Menambah stamina pria dewasa
  • Menambah ereksi agar lebih tahan lama
  • Menyuburkan sperma dan menambah kekentalan sperma
  • Menyembuhkan ejakulasi dini, lemah syahwat, katup mani bocor, disfungsi ereksi, dan penyakit pria dewasa lainnya
  • Membuat pria perkasa diatas ranjang
  • Membantu pria memberikan kepuasan kepada sang istri

Detail produk

  • Nama produk : Vig Power Capsule
  • Isi : 6 kapsul
  • Aturan pakai : 1 kapsul setiap kali akan bercinta dengan istri. Diminum dengan air hangat dan sesudah makan
  • Cocok untuk : Orang dewasa yang sudah menikah

Bukti khasiat dari Vig Power Capsule

Vig Power Capsule bukanlah obat herbal sembarangan, karena sudah memiliki legalitas dari BPOM RI TI124346481 dan tersertifikasi HALAL oleh MUI. Perihal khasiat, obat herbal ini sudah tidak perlu diragukan lagi karena sudah banyak yang membuktikannya. Berikut ini beberapa konsumen kami yang telah merasakan khasiat dari Vig Power Capsule:

Itulah bukti keampuhan Vig Power Capsule.

Obat kuat herbal Vig Power Capsule bisa Anda dapatkan secara online di tempat kami. Cara pemesanannya cukup mudah yaitu melalui SMS. Berikut ini cara memesan Vig Power Capsule melalui SMS:

Ketik:

VIG-RR : Jumlah pemesanan : Nama lengkap : Alamat lengkap : No.Hp / Telpon

Kirim ke 0821.1960.2100

Contoh:

VIG-RR : 6 Botol : Rangga Aditya : Jl Antapani no 20 Kel. Cisadang Kec. Cipedes, Bandung, Jawa Barat : 081329461xxx

Kirim ke 0821.1960.2100

Kami adalah salah satu agen resmi produk Vig Power Capsule yang melayani pemesanan hingga ke semua kota dan kabupaten di Indonesia selama 24 jam nonstop. Pesanan Anda kami kirim lewat JNE.

Kami selalu mengutamakan pelayanan terhadap konsumen. Oleh karena itu, kami memberikan berbagai promo untuk setiap pemesanan Vig Power Capsule. Untuk pemesanan 1-2 botol bisa bayar setelah pesanan sampai. Untuk pemesanan lebih dari 5 botol mendapat keuntungan lain berupa diskon besar dan gratis ongkos kirim. Garansi sangat terjamin, jika pesanan tidak juga sampai maka uang akan kami kembalikan 100%.

ceritaesekesekterbaru.blogspot.co.id

Viewing all 15 articles
Browse latest View live